Memang tidak adil menyorot penampilan mengecewakan dalam dua pertandingan terakhir, jika melihat bagaimana tim asuhan Solskjaer merangkak dari tengah klasemen ke empat besar sampai memuncaki klasemen selama beberapa hari.
Namun tetap saja itu tak menghilangkan fakta ada yang hilang dari United, yakni ambisi dan kengototan untuk terus menang yang malah kini konstan diperlihatkan tetangganya, Manchester City.
Jika dibandingkan dengan masa keemasan era Sir Alex Ferguson di mana semua pemain, mulai dari mereka yang menjaga sepertiga pertama lapangan sampai yang bertugas menghunus pedang gol di sepertiga akhir lapangan, yang sama ngototnya untuk menang dan tak mau kebobolan, tim United kali ini gagal memperlihatkan kemerataan dalam ketajaman seperti itu.
Solskjaer yang adalah didikan Sir Alex berusaha memulihkan era sang mentor dengan mengembalikan ciri otentik skuad United, tetapi tidak terlalu berhasil dalam menghadirkan gelandang-gelandang perkasa, terutama yang mengisi kedua sayapnya.
Ketidakhadiran pemain sayap yang kuat dan konstan mendikte lapangan ini acap memaksa United tampil pragmatis melawan tim-tim seperti Manchester City dan Liverpool yang berkiblat kepada mazhab sepak bola menyerang.
Sampai Jurgen Klopp pun pernah kesal karena harus menghadapi tim yang semestinya bisa bermain terbuka seperti Liverpool karena pemain-pemain MU berkualitas sama dengan pemain-pemainnya.
Tapi memang United miskin pemain sayap yang setajam dan seberani masa Sir Alex yang konstan mengancam lawan seperti dulu diperlihatkan Ryan Giggs di kiri dan Cristiano Ronaldo di kanan.
Kini United malah sering mengandalkan kedua bek sayapnya, Luke Shaw di kanan dan Aaron Wan-Bissaka di kiri, dalam inisiatif menyerang dan melancarkan tusukan balik kepada lawan.
Tak jarang, bek tengah mereka, Harry Maguire dan Victor Lindelof, aktif merangsek ke depan, tidak saja ketika momen bola mati di kotak penalti lawan.
Baca Juga: Gara-gara Potong Rambut, Pemain Mahal Newcastle Terancam Sanksi
Gelandang-gelandang tengah MU saat ini lebih sering memotong gerak maju lawan dan membantu pertahanan, kecuali mungkin Fred yang relatif konstan usil mengganggu lawan. Padahal United terkenal memiliki para perusak permainan lawan di tengah lapangan seperti Roy Keane dan Paul Scholes.
United belakangan menghadapi masalah di barisan depan yang tiba-tiba mandul. Marcus Rashford hanya bisa satu gol dalam sembilan laga terakhir, Anthony Martial satu gol dari 11 laga, Mason Greenwood bahkan baru satu gol dari 13 pertandingan.
Takut Kalah
Yang lebih mengkhawatirkan adalah ada perasaan yang dulu tak pernah ditunjukkan United, yakni perasaan takut kalah. Padahal beberapa dekade lalu MU memiliki DNA yang haus menang melawan siapa pun dan dirasakan semua lini.
Perasaan takut kalah ini disorot secara khusus oleh Roy Keane dari laga 0-0 melawan Arsenal. "Saya geleng-geleng kepala melihat United. Mereka hampir kehilangan kepercayaan diri bisa memenangi pertandingan," kata Roy Keane kepada Sky Sports.
Sedangkan mantan bintang Liverpool yang kini komentator Sky Sports, Jamie Carragher, menyayangkan kegagalan MU dalam memanfaatkan momentum justru saat mereka sudah di puncak dan ketika City dna Liverpool dililit krisis cedera.
Berita Terkait
-
Badai Cedera Hantam Chelsea! Enzo Maresca Pusing Berat
-
Disingkirkan Amorim, Masa Depan Kobbie Mainoo di Manchester United Kian Suram
-
Jesse Lingard Tak Menyesal Tinggalkan MU Kini Hidup Mewah di Korea bak Bintang K-Pop
-
Diminta Fans Arsenal Tinggalkan Manchester United, Matheus Cunha Beri Jawaban Menohok
-
Selamat Tinggal Andre Onana! Manchester United Sudah Tak Butuh Lagi Kamu
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Timnas Indonesia U-22 Takluk 0-3 dari Mali: Indra Sjafri Banyak PR Jelang SEA Games 2025
-
Toni Kroos Tegas: Arda Guler Bukan Penerus Saya di Real Madrid
-
Lamine Yamal Desak Barcelona dan Spanyol Berdamai Demi Laga Melawan Lionel Messi
-
Badai Cedera Hantam Chelsea! Enzo Maresca Pusing Berat
-
Giovanni van der Poel, Pemain Keturunan Indonesia Junior Dean James di Go Ahead
-
Timnas U-22 Indonesia Tertinggal 0-2 dari Mali, Banyak Peluang Nihil Gol
-
Disingkirkan Amorim, Masa Depan Kobbie Mainoo di Manchester United Kian Suram
-
Charly van Oosterhout, Wonderkid Ajax Keturunan Indonesia: Kakek Lahir di Sorong
-
Norwegia Hampir Pasti ke Piala Dunia 2026, Erling Haaland Menggila di Ruang Ganti
-
Jesse Lingard Tak Menyesal Tinggalkan MU Kini Hidup Mewah di Korea bak Bintang K-Pop