Suara.com - Setiap ibu kota sebuah negara biasanya memiliki beragam klub sepak bola di dalamnya, terutama Prancis yang memiliki Paris FC dan Paris Saint-Germain.
Paris FC dan Paris Saint-Germain (PSG) menjadi dua tim ibu kota Prancis yang kerap disorot. Hal ini tak lepas dari status keduanya yang bak langit dan bumi.
Dewasa ini, PSG lebih dikenal sebagai tim kaya raya dengan deretan pemain berlabel bintang dan sederet prestasi membanggakan.
Di sisi lain, Paris FC malah tim gurem dan berada di kasta kedua sepak bola Prancis yang beberapa musim ini selalu kesusahan untuk promosi ke Ligue 1.
Perbedaan status ini pun membuat Paris Saint-Germain lebih mentereng dan dikenal oleh banyak pecinta sepak bola ketimbang Paris FC.
Padahal, jika berbicara siapa yang lebih dahulu berdiri, Paris FC merupakan ‘kakak’ dari PSG mengingat tim kasta kedua tersebut lahir pada 1969. Sedangkan PSG sendiri baru sah lahir setahun kemudian, yakni pada 1970.
Istilah ‘kakak’ sendiri sejatinya bukanlah isapan jempol belaka. Sebab, dalam sejarahnya baik Paris FC dan PSG dulunya merupakan satu klub.
Lantas, mengapa keduanya berpisah dan berdiri sendiri-sendiri saat ini?
Sejarah Terbentuknya Paris FC dan PSG
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, Paris FC merupakan klub pertama di kota Paris. Layaknya tim asal ibu kota, Paris FC diharapkan bisa membawa nama besar kota tersebut di sepak bola.
Untuk mencapainya, Paris FC pun melakukan langkah instan dengan melakukan merger. Dan klub pinggiran kota bernama Stade Saint Germain pun menjadi ‘korbannya’.
Stade Saint Germain sendiri merupakan klub tua di Prancis di mana klub tersebut berdiri pada 1904. Namun karena minim prestasi, Paris FC memandang klub ini bisa menjadi pijakan tepat untuk membesarkan nama Paris.
Alhasil, pada 1970 kedua tim ini bergabung dan menjadi Paris Saint Germain atau PSG, seperti klub yang dikenal pecinta sepak bola saat ini.
Namun, gabungan dua tim ini tak bertahan lama. Pada 1972, Paris FC dan Stade Saint Germain berpisah karena adanya protes bahwa Stade Germain tak begitu melambangkan kota Paris.
Setelah berpisah, kedua tim pun mengambil warisan keduanya di mana Paris FC berhak bermain di Ligue 1 dan memakai Stadion Parc des Princes, sedangkan Stade Saint Germain mendapat hak nama PSG dan harus berjuang dari kasta ketiga.
Roda nasib pun berputar pada 1974. Pada tahun tersebut Paris FC terdegradasi, sedangkan Stade Saint Germain atau PSG malah promosi ke Ligue 1.
Paris FC sempat kembali ke Ligue 1 empat tahun kemudian. Namun, dua musim berselang kembali ke kasta kedua. PSG sendiri terbilang konsisten di kasta teratas.
Di era saat ini, kedua tim pun mulai berbenah untuk menjadi yang terbaik di Paris. Bahkan, keduanya sama-sama dimiliki oleh dua pihak asal Timur Tengah.
Jika PSG identik dengan Qatar karena sosok Nasser Al-Khelaifi, maka Paris FC saat ini identik dengan Bahrain berkat inisiasi Pangeran Nasser bin Hamed Al-Khalifa.
Akuisisi kedua tim dari pihak Timur Tengah ini bak menjadi duel baru di Paris. Diyakini, Paris FC bisa kembali ke Ligue 1 dan merebut kembali haknya akan Stadion Parc des Princes kelak.
Jika Paris FC bisa promosi di akhir musim 2021-2022, menarik dinantikan duel antar kakak dan adik ini di pentas Ligue 1 Prancis.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Tag
Berita Terkait
-
Gianluigi Donnarumma Singgung PSG saat Menangkan Yashin Trophy 2025
-
Semua Karena Ibu! Kata-Kata Ousmane Dembele yang Bikin Malam Ballon dOr Jadi Haru
-
Satu Kata Sang Istri Usai Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025
-
Sebelum Bela Timnas Indonesia, Calvin Verdonk Berpotensi Lawan Pemenang Ballon d'Or 2025
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Persita Tangerang Kalahkan Persib Bandung dengan Skor 2-1
-
Bos JDT Curiga Ada Pihak Luar yang Buat Malaysia Dihukum FIFA
-
Pengamat Malaysia Anggap Hukuman FIFA Lebih Besar dari Skandal Suap 1994
-
Joehari Ayub Mundur, Satu Bulan Kemudian FAM Disanksi FIFA, Sudah Tahu Ada yang Tidak Beres?
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Bisa Tembus 110 Besar Jika Lakukan Ini pada Oktober
-
3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
-
Ucapan Blunder Facundo Garces Kembali Jadi Sorotan usai Malaysia Disanksi FIFA
-
Kontrak Segera Habis, Masa Depan Kim Sang-sik di Timnas Vietnam Jadi Sorotan
-
Timnas Indonesia Bisa Manfaatkan Satu Celah Fatal di Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Kisah Timor Leste saat Palsukan Dokumen seperti Malaysia, Sanksinya Sangat Berat