Suara.com - Deretan Akademi yang Kerap Lahirkan Pemain Hebat Saat Ini
Bagi suatu klub sepak bola, kehadiran akademi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pemain berbakat selain dengan cara belanja pemain.
Di sepak bola modern saat ini, uang menjadi penentu utama agar suatu klub mampu memiliki pemain hebat. Padahal, pemain hebat pun bisa diproduksi sendiri melalui akademi.
Sebelum sepak bola memasuki era modern seperti saat ini, setiap klub banyak mengandalkan pemain muda akademinya untuk bermain di tim utama.
Selain karena hemat dana belanja, setiap klub bisa saja mendapatkan pemain berbakat yang punya potensi menjadi bintang dunia.
Sebagai contoh, Lionel Messi sendiri merupakan produk akademi. Barcelona tak perlu mengeluarkan uang transfer sepeserpun dan bisa memiliki salah satu pemain terbaik di dunia saat ini.
Maka jangan heran di sepak bola saat ini, transfer pemain tak hanya menyasar pemain senior melainkan juga melibatkan transfer beberapa pemain muda yang berstatus pemain akademi
Kini setiap tim sepak bola di seluruh dunia hampir memiliki akademi sendiri baik itu untuk menjaring bakat ataupun memproduksi pemain hebat lainnya.
Dengan banyaknya jumlah akademi sepak bola di seluruh dunia, kira-kira akademi mana yang masuk kategori akademi terbaik di dunia sepak bola saat ini? Berikut daftarnya.
1. La Masia (Barcelona)
Tak ada yang meragukan kapasitas La Masia sebagai akademi terbaik di dunia sepak bola saat ini. Pasalnya, beberapa pemain hebat lahir dari akademi tersebut.
Sebut saja Pep Guardiola, Carles Puyol, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan juga Lionel Messi. Mereka menjadi jebolan La Masia yang bisa mengangkat derajat Barcelona.
Sayangnya, kebijakan transfer jor-joran Barcelona membuat La Masia kini jarang terpandang dan tak banyak menghasilkan pemain berbakat.
Jika pun ada, pemain itu lebih banyak dipinjamkan atau menjadi cadangan di tim utama dan diturunkan di laga-laga domestik seperti Copa Del Rey.
2. La Fabrica (Real Madrid)
Sama seperti La Masia milik Barcelona, La Fabrica juga kerap melahirkan pemain hebat di dunia sepak bola.
Nama-nama seperti Iker Casillas, Raul Gonzales, dan Guti Hernandez menjadi deretan pemain yang dibina di La Fabrica.
Selain itu, tak seluruh pemain jebolan La Fabrica membela Real Madrid. Ada pula yang membela tim lain seperti Juan Mata di Manchester United dan Marcos Alonso di Chelsea.
Sayangnya, nasib La Fabrica hampir sama dengan La Masia. Kebijakan transfer jor-joran Real Madrid mulai mengikis kesempatan para pemain muda unjuk gigi seperti para pendahulunya.
3. School van De Toekomst (Ajax Amsterdam)
Ajax Amsterdam dengan School van De Toekomst nya menjadi model bagi klub sepak bola dalam membangun akademi.
Ajax merupakan salah satu tim yang jarang jor-joran di bursa transfer dan lebih banyak mengandalkan pemain muda hasil didikannya.
Meski demikian, Ajax tetap berprestasi dan mampu menyabet beragam gelar walau dengan kombinasi pemain senior dan pemain akademinya.
Tak terhitung berapa banyak pemain jebolan Ajax yang sudah menancapkan namanya di sepak bola Eropa.
Bahkan, saat ini saja jebolan Ajax seperti Matthijs de Ligt, Frenkie de Jong dan Donny van de Beek tercatat membela tim-tim papan atas dunia.
4. Cobham (Chelsea)
Cobham sejatinya merupakan nama desa. Namun, lambat laun pecinta sepak bola menjadikan nama ini sebagai sematan untuk menyebut akademi Chelsea.
Cobham sendiri dibangun pada 2007 dan sejak saat itu banyak melahirkan para pemain muda berbakat, walaupun banyak yang gagal menembus Chelsea.
Tapi jangan salah. Kehebatan Cobham menghasilkan pemain muda terlihat dari prestasi tim muda Chelsea yang mampu memenangi UEFA Youth League (atau Liga Champions pemain muda) sebanyak dua kali atau yang terbanyak dibanding akademi lainnya.
Nama Cobham pun melejit seiring keputusan Frank Lampard memainkan sederet pemain muda jebolan akademi di tim utama.
Dan hasilnya, para pemain muda ini menjadi bagian penting dalam kesuksesan Chelsea dua musim terakhir, termasuk saat menjuarai Liga Champions.
5. Carrington (Manchester United)
Sama dengan Cobham, Carrington sendiri merupakan komplek latihan Manchester United. Meski demikian, dari sana lahir banyak pemain muda berbakat.
Tak ada yang meragukan kualitas akademi Man United seiring kemonceran Class of ’92 saat berhasil menggondol Treble Winner di musim 1998/99.
Bahkan, tradisi memainkan pemain akademi masih berlanjut di Man United. Kini, sebagian jebolan akademinya bahkan masuk dalam skuat utama.
Kendati belum menghadirkan gelar bergengsi, namun jebolan akademi Man United bisa tampil reguler dan membuktikan hasil binaan di Carrington.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Berita Terkait
-
Media Belanda: Menurut Data Mees Hilgers Cocok ke Ajax Amsterdam
-
Manchester United dan Chelsea Berebut Dusan Vlahovic, Siapa yang Lebih Butuh?
-
Xavi Siap Ambil Alih Manchester United, Masa Depan Ruben Amorim di Ujung Tanduk
-
Manchester United Lirik Gareth Southgate sebagai Pengganti Ruben Amorim
-
Klasemen Sementara Liga Spanyol: Barcelona Geser Real Madrid dari Posisi Puncak
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Indonesia Disebut Biang Kerok Sanksi FIFA ke Malaysia, KOI: Jangan Aneh-aneh
-
Klasemen Super League: Belum Terkalahkan, Borneo FC Kokoh di Puncak
-
5 Pertandingan1 Kemenangan, Chelsea Bakal Pecat Enzo Maresca?
-
Klasemen Sementara BRI Super League: Borneo FC Belum Terkalahkan, Kokoh di Puncak
-
Media Belanda: Menurut Data Mees Hilgers Cocok ke Ajax Amsterdam
-
Alasan PSSI Pilih Indra Sjafri Ketimbang Gerald Vanenburg
-
Wejangan Keras Joey Pelupessy Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
CEO Timnas Malaysia: Kami Terkejut dengan Keputusan FIFA
-
Mees Hilgers Ketahuan Latihan Pakai Jersey Tim Malaysia, Kok Bisa?
-
Manchester United dan Chelsea Berebut Dusan Vlahovic, Siapa yang Lebih Butuh?