Suara.com - Mengenal kapten Persita Tangerang, Muhammad Toha yang menarik atensi karena buka-bukaan soal hasrat besarnya untuk bisa dipanggil membela Timnas Indonesia.
Membela tim nasional adalah impian semua pemain. Tak terkecuali bagi kapten Persita Muhammad Toha, yang mengaku ingin dipanggil ke Timnas Indonesia.
Hal ini diutarakan bek sayap berusia 25 tahun tersebut, pasca membawa Persita menumbangkan Persis Solo di laga pekan keempat BRI Liga 1 2022/2023, akhir pekan kemarin.
Kemenangan atas Persis itu terasa berkesan bagi Muhammad Toha. Maklum saja, duel itu merupakan laga ke-100 nya bareng Persita.
“Alhamdulillah saya pribadi sangat senang dan bangga bisa berkontribusi untuk Persita. Tak lupa saya ucapkan terima kasih untuk keluarga terdekat, orangtua, istri dan anak-anak yang selalu ada dalam perjalanan karier saya selama ini,” ujar Toha dikutip dari laman Liga Indonesia Baru.
Usai melakoni laga ke-100 nya bersama Persita, Muhammad Toha tak berhenti bermimpi begitu saja. Dirinya bahkan mengaku ingin berprestasi dan dipanggil Timnas Indonesia.
“Tentu yang mau saya capai di Persita adalah membawa tim ini bisa berprestasi. Selain itu saya juga ingin mendapat panggilan Timnas Indonesia di masa mendatang,” tuturnya.
Melihat mimpinya yang tinggi itu, lantas siapakah sosok Muhammad Toha dan bagaimana kiprahnya selama ini?
Putra Kalimantan di Tangerang
Muhammad Toha merupakan pesepak bola asal Kalimantan. Ia lahir di Bontang, Kalimantan Timur pada 30 Januari 1997 silam. Ia sendiri berposisi sebagai bek kanan.
Kiprahnya di sepak bola bermula dari klub di tanah kelahirannya sendiri, yakni Diklat Mandau pada tahun 2013 hingga 2014.
Pasca menimba ilmu di Diklat Mandau, Muhammad Toha melanjutkan kiprahnya ke Pulau Jawa, di mana ia bergabung tim muda Pro Duta FC.
Menurut sumber yang ada, Muhammad Toha menimba ilmu di Pro Duta FC sejak 2014. Hingga pada tahun 2017, dirinya kemudian dipinang Persita Tangerang.
Usai bergabung Persita Tangerang, Muhammad Toha langsung dipercaya tampil di tim utama. Ia pun menjadi andalan di lini belakang Laskar Cisadane.
Berkat permainannya pula, Persita Tangerang mampu promosi ke Liga 1 pada tahun 2019, usai menjadi Runner Up di partai final Liga 2.
Berita Terkait
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Irak, Skuad Garuda Dibayangi Rapor Merah
-
Kadek Arel: Kami Baru Gabung Satu Minggu
-
Indra Sjafri Buka Suara jika Klub Luar Negeri Enggan Lepas Pemain
-
Indra Sjafri Tidak Mau 'Negatif Thinking' soal Rafael Struick
-
Kalah dari India, Indra Sjafri Minta Diberi Waktu untuk Berproses
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
Terkini
-
Rapor Medioker Timnas Indonesia Era Kluivert, Masih Ada Harapan Kalahkan Irak?
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Patrick Kluivert: Miliano Jonathans Punya Masa Depan yang Cerah
-
Asa Masih Ada, Jay Idzes Tegaskan Peluang Timnas Indonesia Belum Berakhir
-
Pelatih India Peringatkan Timnas Indonesia, Irak Lebih Kuat dari Arab Saudi
-
Pengamat: Patrick Kluivert Sebaiknya Cadangkan Marc Klok dan Beckham Putra Saat Hadapi Irak
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Irak, Skuad Garuda Dibayangi Rapor Merah
-
Kadek Arel: Kami Baru Gabung Satu Minggu
-
Indra Sjafri Buka Suara jika Klub Luar Negeri Enggan Lepas Pemain
-
Indra Sjafri Tidak Mau 'Negatif Thinking' soal Rafael Struick