Suara.com - Sosok Mario Rivera menjadi perbincangan setelah tuduh pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong main mata dengan wasit pertandingan Indonesia vs Brunei Darussalam di Piala AFF 2022. Mario Rivera merupakan pelatih Brunei Darussalam yang tercatat lahir di Madrid, Spanyol, pada 13 Agustus 1997. Kariernya di dunia kepelatihan sudah berlangsung sejak tahun 2007.
Ketika itu, Mario Rivera awalnya mendapat kesempatan untuk mengasuh tim muda Leganes. Pekerjaannya itu berlangsung selama kurang lebih dua tahun.
Setelah itu, dia memilih untuk menjadi pelatih klub lokal lainnya, Betis San Isidro (2009-2010), sebelum akhirnya bekerja sebagai pencari bakat dan video analis untuk Celtic dan Atletico Madrid C.
Semenjak saat itu, ia sempat berganti-ganti klub, mulai dari Collada Villalba (2012-2013), Los Yebenes (2013-2014), dan menjadi video analis di SD Leioa (2016-2017).
Pekerjaannya di kawasan Asia Tenggara dimulai pada tahun 2017 ketika ditunjuk oleh Federasi Sepak Bola Brunei Darussalam (FABD) untuk mengasuh TImnas Brunei U-21.
Setelah setahun menjalani tugasnya, dia memilih bergeser ke Liga Super India untuk menjadi asisten pelatih sekaligus video analis yang membantu pelatih East Bengal, Alejandro Menendez, pada 2018.
Pada tahun 2020, Mario Rivera mendapat kepercayaan untuk mengisi kursi pelatih kepala setelah Alejandro Menendez mengundurkan diri dari jabatannya.
Pekerjaan yang sama juga pernah diberikan kepada Mario Rivera pada Januari 2022. Ketika itu, ia melanjutkan pekerjaan Manolo Diaz yang juga mengundurkan diri.
Baru pada September 2022, dia mendapatkan kesempatan menakhodai Timnas Brunei Darussalam. Dia pun sukses membawa The Wasps lolos ke putaran final Piala AFF 2022 untuk kali pertama sejak absen selama 26 tahun di ajang ini.
Baca Juga: Saddil Ramdani Tolak Klub Eropa Demi Bertahan di Sabah FC?
Mario Rivera merasa curiga dengan Shin Tae-yong ketika Brunei Darussalam menjamu Indonesia di Stadion Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (26/12/2022).
Menurut Mario Rivera, kemenangan skuad Garuda pada pertandingan ini tak terlepas dari andil wasit yang bertugas.
Wasit Kim Hee-gon dan hakim haris Kang Dong Ho dianggap mendukung Timnas Indonesia dan main mata dengan Shin Tae-yong.
Alasannya, mereka berkali-kali terkesan mendesak kiper Brunei untuk menendang bola lebih cepat di babak pertama.
Selalu itu, mereka terlihat tertawa dengan STY, seolah sebagai teman dekat.
Apalagi, berdasarkan pantauan media Vietnam, Tuoitre, asisten wasit sempat tertawa bersama Shin Tae-yong ketika laga menginjak menit kelima.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
9 Wonderkid Asia yang Bakal Bersinar di Piala Dunia U-17 2025: Ada Pemain Indonesia
-
Anak Legenda Inter Milan Kirim Psy War buat Timnas Indonesia U-17
-
Vinicius Oh Vinicius: Berulah di El Clasico Kini Rebut Jatah Penalti Mbappe
-
9 Laga Tanpa Kalah, 5 Kemenangan Beruntun di Premier League, Apa Kelemahan Arsenal?
-
Liverpool Bangkit!5Fakta Kemenangan The Reds: Rekor Mohamed Salah
-
Ambil Jatah Penalti Mbappe tapi Gagal Cetak Gol, Xabi Alonso Sindir Vinicius Jr
-
Gary Neville Yakin Arsenal Juara Premier League, Hanya Tim ini yang Bisa Gagalkan
-
Piala Dunia U-17 2025: Ambisi Argentina Ulang Memori Indah Qatar 2022
-
Liverpool Akhiri Rekor Buruk, Arne Slot Malah Kena Sentil Steven Gerrard
-
Legenda Persija Jakarta dan Gubernur Sulut Bangkitkan Lagi Persma 1960