Suara.com - Mengenang kisah Bertje Matulapelwa, pelatih pertama yang berhasil membawa Timnas Indonesia meraih medali emas di ajang SEA Games. Hal itu terjad pada 1987 silam.
Timnas Indonesia memang tak punya prestasi mentereng di cabang olahraga (cabor) sepak bola putra pada ajang multi-event seperti SEA Games.
Sejak kesertaannya, tim Merah Putih hanya tercatat mampu meraih dua medali emas, yakni masing-masing pada SEA Games 1987 dan 1991.
Sejak saat itu, Timnas Indonesia sudah tujuh kali menembus final SEA Games, dan berakhir dengan lima kali menjadi Runner Up atau meraih medali perak.
Dalam dua edisi saat meraih medali emas itu, Timnas Indonesia dipimpin oleh dua pelatih berbeda, yakni Bertje Matulapelwa dan Anatoli Polosin.
Dua pelatih tersebut memiliki latar belakang berbeda, di mana Bertje Matulapelwa merupakan pelatih lokal, sedangkan Anatoli Polosin merupakan pelatih asing asal Rusia.
Dengan statusnya sebagai pelatih lokal, nama Bertje Matulapelwa pun dipuja-puja dan dianggap sebagai pahlawan sepak bola Indonesia.
Kisahnya pun kerap diulas dalam setiap turnamen yang diikuti Timnas Indonesia, terutama pada ajang SEA Games, menyusul prestasi apiknya itu sebagai pelatih lokal.
Berikut Suara.com sajikan kisah Bertje Matulapelwa hingga berhasil membawa Timnas Indonesia meraih medali emas pertamanya di SEA Games pada 1987 silam.
Baca Juga: Absen di Final SEA Games 2023, Pratama Arhan Titip Pesan untuk Skuad Timnas Indonesia U-22
Dijuluki Sang Pendeta
Bertje Matulapelwa merupakan pelatih asal Maluku yang ditunjuk sebagai juru taktik Timnas Indonesia untuk menggantikan trio Muhammad Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir.
Penunjukkan ini tak lepas dari kegagalan trio pelatih Timnas Indonesia itu pada 1984 yang hanya menjadi Runner Up di sebuah turnamen di Thailand.
Saat itu, Bertje Matulapelwa ditunjuk untuk menukangi Timnas Indonesia jelang SEA Games 1985. Di SEA Games pertamanya sebagai pelatih itu, ia bisa dikatakan gagal.
Pasalnya, Timnas Indonesia kala itu hanya mencapai babak semifinal saja, usai dihajar Thailand dengan skor gajah, yakni 7-0.
Kegagalan itu tak membuat PSSI lantas melengserkan pelatih berjuluk Sang Pendeta karena pembawaannya yang dingin itu. Ia masih dipercaya sebagai pelatih hingga SEA Games 1987 yang digelar di Indonesia.
Pada SEA Games 1987, Bertje Matulapelwa pun melakukan persiapan matang dengan memanggil pemain-pemain terbaik dari dua kompetisi bergengsi di Indonesia, yakni Perserikatan dan Galatama.
Di SEA Games 1987 itu, Timnas Indonesia sempat harus puas menjadi Runner Up grup B di belakang Thailand, usai kalah perihal agresivitas gol.
Meski jadi Runner Up grup B, Timnas Indonesia arahan Bertje Matulapelwa mampu tampil apik di semifinal dengan mengalahkan Burma 4-1 dan berhak ke final.
Di babak final, Timnas Indonesia kemudian bertemu Malaysia yang berhasil menang atas Thailand dengan skor 2-0 di semifinal.
Di laga final yang digelar di Gelora Senayan (saat ini bernama Gelora Bung Karno), Bertje Matulapelwa mampu membawa Timnas Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0.
Gol kemenangan Timnas Indonesia kala itu dicetak oleh Ribut Waidi di menit ke-91, atau di menit-menit awal babak Extra Time.
Sontak kemenangan ini membuat Gelora Senayan bergemuruh karena menjadi medali emas pertama Timnas Indonesia di SEA Games.
Selain membawa Timnas Indonesia meraih medali emas pertama, Bertje Matulapelwa juga dikenal membawa prestasi mentereng lainnya, yakni peringkat keempat pada Asian Games 1986.
Di Asian Games 1986, Bertje Matulapelwa mampu menyulap Timnas Indonesia lolos babak grup C di belakang Arab Saudi dan mengalahkan Uni Emirat Arab di perempat final.
Sayangnya di semifinal Timnas Indonesia dan Bertje Matulapelwa harus tumbang dari Korea Selatan yang kemudian meraih medali emas di ajang tersebut.
Kontributor: Felix Indra Jaya
Berita Terkait
-
Kata-kata "Mematikan" Pelatih Thailand Kobarkan Semangat Skuad Gagalkan Timnas Indonesia Dapat Emas SEA Games 2023
-
Final SEA Games 2023: Striker Thailand Tebar Ancaman, Ungkap Kekuatan Tersembunyi Timnas Indonesia
-
Beda dengan Timnas Indonesia U-22, Cuma Ada 3 Pemain yang Pernah Bela Timnas Thailand Senior
-
Thailand Ungkap Kelemahannya Jelang Lawan Timnas Indonesia di Final SEA Games 2023
-
Media Vietnam Soroti Pratama Arhan Absen di Final SEA Games 2023, Timnas Indonesia Bisa Kalah?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Ruben Amorim Buka Suara soal Pertemuan dengan Sir Jim Ratcliffe, Ditawari Kontrak Baru?
-
Kata-kata Berkelas Emil Audero: Ogah Jemawa, Siap Bikin Pemain Parma Frustasi
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
Real Madrid Bidik Wonderkid MU, Digadang Jadi Pengganti Luka Modric
-
Arsenal vs Manchester City: Arteta Bidik Sejarah, Guardiola Dihantui Catatan Buruk
-
Arsenal vs Manchester City: Cedera Lutut Rodri Masih Jadi Misteri
-
Arteta Was-was, Bek Muda Arsenal Rp253 M Bakal Hadapi Raksasa Norwegia
-
Rashford Cetak Dua Gol, Tapi Pedri Justru Disanjung Legenda Manchester United
-
Drama Chelsea: Raheem Sterling dan Disasi Dijauhi dari Skuad Utama
-
Prediksi Alan Shearer: MU vs Chelsea Panas, Arsenal Tahan Man City?