Suara.com - Nama Tristan Gooijer sempat menggemparkan jagat sepak bola Indonesia. Pemain muda berbakat keturunan Indonesia ini dikaitkan dengan skuad Garuda. Publik pun berharap ia bisa memperkuat lini pertahanan Timnas.
Namun, harapan tersebut tampaknya sulit terwujud. Setidaknya ada tiga alasan yang membut Tristan Gooijer sulit membela Timnas Indonesia.
1. Dugaan Keturunan RMS
Tristan Gooijer memiliki darah Maluku dari sang nenek. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa keluarganya mungkin simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS). Isu ini sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial.
“Tetapi untuk nenek saya, situasi Maluku dan Indonesia sedikit sensitif. Saya sendiri untuk situasi itu belum mempelajari dan mendalami, situasi Maluku dan Indonesia,” ucap Tristan.
“Dulu saya pernah post bendera Indonesia di bio Instagram saya karena saya pikir saya ada darah Indonesia, tapi keluarga saya kasih tau kalau Maluku beda dari Indonesia."
Pernyataan Tristan membuat isu bahwa keluarganya simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS) pun menyeruak. Kini, sang pemain telah memberi klarifikasi.
"Untuk kalian yang tetap bertanya, saya dan keluarga saya bukan RMS," tulis Tristan Gooijer di Instagram pribadi dengan emoji love serta bendera Merah Putih.
2. Persaingan Ketat di Lini Belakang
Baca Juga: Jelang Piala AFF U-19 2024: Indra Sjafri Masih Fokus Tingkatkan Fisik Skuad Timnas Indonesia
Posisi yang dihuni Tristan Gooijer, yaitu bek, tengah dipadati pemain keturunan berkualitas. Sebut saja Jordi Amat, Elkan Baggott, Sandy Walsh, dan beberapa nama lain seperti Jay Idzes hingga Justin Hubner.
Meski bisa bermain di posisi bek kanan maupun kiri, persaingan di pos itu pun terbilang sengit di mana ada Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, Asnawi Mangkualam dan bahkan Sandy Walsh yang juga terbiasa tampil sebagai fullback kanan.
Ketatnya persaingan ini membuat peluang Tristan Gooijer untuk menembus skuad Garuda semakin tipis. Ditambah lagi, Jong Ajax musim ini tidak tampil mengesankan, yang membuat PSSI dinilai bakal berpikir ulang untuk menaturalisasinya.
3. Di Tangan Shin Tae-yong
Program naturalisasi pemain keturunan erat kaitannya dengan Shin Tae-yong. PSSI disebut hanya akan mengusahakan proses naturalisasi kepada pemain rekomendasi juru taktik asal Korea Selatan itu.
Belum diketahui apakah Shin Tae-yong menjadikan Tristan sebagai buruan utama, mengingat salah satu fokus PSSI saat ini adalah menaturalisasi striker keturunan, bukan pemain belakang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Hasil AC Milan vs Sassuolo: Jay Idzes Luar Biasa, Rossoneri Gigit Jari di San Siro
-
Vietnam Tutup Jalan ke Final SEA Games 2025, Timnas Putri Indonesia Dihancurkan 0-5
-
Mo Salah Cetak Rekor Fantastis Usai Bawa Liverpool Menang, Arne Slot Berubah Drastis
-
Mikel Arteta Ngamuk Usai Arsenal Menang Berkat Dua Gol Bunuh Diri
-
Tren Enam Kemenangan Persib Hancur di Tangan MU, Begini Kata Pengganti Bojan Hodak
-
Klasemen BRI Super League Pekan ke-13 Usai Persib Bandung Disikat Malut United
-
SEA Games 2025 Gagal Total, Akmal Marhali Soroti Peran Zainuddin Amali
-
Jelang AC Milan vs Sassuolo, Allegri Puji Sekaligus Peringatkan Jay Idzes Cs
-
Prediksi Michael Owen Soal Masa Depan Mohamed Salah Usai Cetak Assist Lawan Brighton
-
Arsenal Menang Beruntung, Kemampuan Viktor Gyokeres Makin Diragukan, Bakal Dibuang?