Suara.com - Publik sepak bola Asia Tenggara dikejutkan dengan kepindahan pemain asal Brasil, Jairo de Macedo da Silva, ke klub raksasa Malaysia, Johor Darul Ta’zim (JDT).
Keputusan Jairo merapat ke Liga Malaysia menjadi sorotan karena prestasinya bersama Pafos FC di Liga Cyprus sangat mencolok.
Bahkan, banyak yang tak menyangka pemain sekelas Jairo justru memilih Malaysia ketimbang liga-liga yang lebih kompetitif di Eropa atau Timur Tengah.
Pemain berusia 33 tahun ini resmi diperkenalkan sebagai rekrutan anyar JDT melalui akun Instagram resmi klub, @officialjohor.
Dalam unggahan tersebut, Jairo tampak mengenakan jersey JDT bernomor punggung 11, menandakan keseriusan klub dalam menjadikan dirinya bagian penting skuad utama.
Jairo baru saja menorehkan sejarah dengan Pafos FC. Ia mencetak 10 gol dan menyumbang 5 assist, berperan krusial membawa klub asal Cyprus itu menjuarai liga untuk pertama kalinya.
Catatan ini tentu memperlihatkan bahwa meski tak muda lagi, ketajaman Jairo belum pudar.
Bukan pemain sembarangan, Jairo telah malang melintang di berbagai kompetisi elite dunia. Ia pernah membela klub-klub ternama seperti PAOK Salonika (Yunani), Hadjuk Split (Kroasia), serta Botafogo (Brasil).
Pengalamannya yang luas membuat kehadirannya di JDT dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat lini serang dan menjaga dominasinya di Liga Malaysia.
Baca Juga: Bantah Gabung Klub BRI Liga 1, 3 Klub Ini Berpotensi Jadi Klub Jordi Amat Musim Depan
Yang menarik, nama Jairo sempat menimbulkan kebingungan publik sepak bola Indonesia. Pasalnya, ia memiliki nama depan yang sama dengan Jairo Riedewald, pemain keturunan Indonesia yang sempat masuk radar PSSI untuk dinaturalisasi.
Namun, penting untuk diluruskan bahwa keduanya adalah sosok yang berbeda. Jairo da Silva adalah penyerang asal Brasil, sedangkan Jairo Riedewald merupakan gelandang bertahan yang kini bermain di Royal Antwerp, Belgia.
Kesamaan nama sempat memunculkan asumsi keliru bahwa Jairo yang bergabung dengan JDT adalah target PSSI. Nyatanya, tidak demikian.
Lebih lanjut, isu naturalisasi Jairo Riedewald sendiri kini mengalami kebuntuan. Harapan PSSI untuk menambah kekuatan Timnas Indonesia melalui pemain kelahiran Belanda itu harus tertunda.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo sempat menegaskan bahwa proses naturalisasi Jairo Riedewald tidak diproses untuk saat ini.
“Untuk (naturalisasi) Jairo (Riedewald), Pak Erick (Ketua Umum PSSI Erick Thohir) menyampaikan bahwa paperwork ada yang belum bisa, daripada bisa bermasalah di kemudian hari. Jadi memang diputuskan tidak diproses dahulu,” ujar Dito Ariotedjo, Senin (24/2/2025).
Dito menjelaskan bahwa dokumen sang pemain belum memenuhi syarat administrasi, sehingga khawatir akan menimbulkan permasalahan hukum di masa depan.
Hal ini membuat Jairo Riedewald gagal memperkuat Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Terkait kelanjutan naturalisasinya pun sejauh ini belum ada kabar.
Sementara itu, langkah JDT mendatangkan Jairo da Silva menunjukkan keseriusan klub Malaysia ini dalam menatap kompetisi domestik maupun level Asia.
Meski usianya sudah tidak muda, Jairo dinilai masih mampu tampil tajam dan memberikan kontribusi signifikan di lapangan.
Dengan hadirnya pemain berpengalaman seperti Jairo, Liga Malaysia kian menunjukkan daya tariknya bagi para pemain asing berkualitas.
Apalagi JDT dikenal sebagai klub dengan infrastruktur dan manajemen terbaik di Asia Tenggara.
Kini publik Malaysia menantikan kiprah Jairo, apakah ia mampu membawa JDT mempertahankan supremasi di liga dan bersaing lebih jauh di kompetisi kontinental seperti AFC Champions League.
Sementara bagi publik Indonesia, kisah dua Jairo yang berbeda ini menjadi pengingat akan pentingnya kejelasan informasi dan harapan yang realistis dalam proses naturalisasi pemain.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
Berita Terkait
-
Kabar Pemain Keturunan Indonesia, Jairo Riedewald: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
-
Tinggalkan JDT, 3 Klub Kasta Kedua Spanyol yang Berpotensi Jadi Labuhan Jordi Amat
-
Karier Unik Ramadhan Sananta: Orang Indonesia Gabung Klub Brunei, Mainnya di Liga Malaysia
-
Head to Head Pemain Keturunan Indonesia: Finn Dicke vs Jairo Riedewald
-
Bos Jordi Amat Sindir Mental Malaysia: Malu Sama Indonesia
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Kondisi Miris Shin Tae-yong: 5 Laga Tanpa Kemenangan, Bakal Dipecat?
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Prediksi Susunan Pemain Inter Milan vs Sassuolo: Jay Idzes Kontra Marcus Thuram
-
Hasil BRI Super League: Persija Keok, PSM Lepas dari Zona Merah
-
'Ledakan' Bakat Muda di MLSC Bandung, Sepak Bola Putri Kian Menggeliat
-
Media Inggris Ulas Pemain Keturunan Indonesia: Pilar Tak Tergantikan, Siapa Dia?
-
Tinggal Klik! Link Live Streaming BRI Super League PSM vs Persija Malam Ini
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
Elkan Baggott Menghilang, Ipswich Town Ditimpa Kesialan
-
Kartu Kuning di Laga Debut, Calvin Verdonk: Ligue 1 Butuh Fisik Kuat