Secara objektif, level kompetisi dan intensitas latihan harian di Liga 1 belum setara dengan Eerste Divisie (Belanda) apalagi A-League (Australia).
Kehilangan tekanan dari bek-bek yang lebih terorganisir dan disiplin secara taktis adalah sebuah risiko bagi peningkatannya.
Potensi Stagnasi
Tanpa persaingan internal dan eksternal yang seketat di Eropa, ada bahaya ia masuk ke zona nyaman.
Perkembangan seorang pemain seringkali ditentukan oleh seberapa keras ia harus berjuang untuk mendapatkan tempatnya.
Sorotan dan Tekanan Berbeda
Bermain di Indonesia berarti setiap gerak-geriknya akan berada di bawah mikroskop media dan suporter. Tekanan ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi bumerang.
Karier Rafael Struick di Dua Liga Beda
Untuk memprediksi dampaknya, kita harus melihat dua versi Struick yang telah teruji di dua liga berbeda.
Baca Juga: Rafael Struick Sah ke Dewa United, Calon Bek Inter Keturunan Indonesia Ucapkan Selamat
1. Struick di ADO Den Haag: Sang Murid Teknis
Di Belanda, Struick ditempa dalam sistem yang sangat menekankan pada taktik, teknik, dan penguasaan bola.
Gaya Main: Ia lebih sering berperan sebagai wide forward atau penyerang lubang.
Kekuatan utamanya adalah kerja keras saat melakukan pressing dan kemampuannya membuka ruang bagi rekan-rekannya.
Catatan Gol: Produktivitasnya tidak tinggi. Data dari Transfermarkt menunjukkan ia lebih banyak berkontribusi dalam fase build-up daripada sebagai penyelesai akhir.
Ia adalah seorang pekerja, bukan seorang predator murni.
Berita Terkait
-
Rafael Struick Sah ke Dewa United, Calon Bek Inter Keturunan Indonesia Ucapkan Selamat
-
Resmi ke Dewa United, Rafael Struick Bakal Rebut Nomor 9 Milik Messi?
-
Rafael Struick Resmi Berguru di Banten
-
Filipina Diisi Banyak Abroad, Timnas Indonesia U-23 Wajib Waspada
-
Jadwal Pertandingan Persebaya Surabaya di Super League 2025/2026
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Jelang Duel, Eddie Howe Blak-blakan Akui Kagumi Jose Mourinho
-
Prediksi Eintracht Frankfurt vs Liverpool: Duel Dua Tim Pesakitan
-
Shin Tae-yong Prioritaskan Timnas Indonesia Jika Dapat Tawaran dari PSSI
-
Prediksi Real Madrid vs Juventus: Kalah di Bernabeu, Igor Tudor Dipecat?
-
Prediksi Union SG vs Inter Milan: Misi Nerazzurri Lanjutkan Tren Tak Terkalahkan
-
Pelatih Brasil Akui Persija Jakarta Kini Mematikan di Bola Mati
-
Enggan Berpikir Jauh, Persita Tangerang Fokus Laga Demi Laga
-
Atletico Madrid Marah Besar, Laporkan Arsenal ke UEFA Gegara Air Panas
-
Barcelona Terancam Bangkrut? Tumpukan Utang Menggunung, Pendapat Menurun
-
Jadwal Lengkap Pekan ke-10 Super League 2025/2026, Ada MU vs Persija