Suara.com - Suatu malam di Libreville, Gabon, 2012—Stoppila Sunzu terpeleset saat menendang penalti penentu. Seluruh Afrika menahan napas.
Namun, bola tetap meluncur ke pojok atas gawang, dan Zambia menjadi juara Piala Afrika untuk pertama kalinya.
Di sudut lapangan, para pemain bersujud dalam doa dan syukur, tapi satu pemain tak tampak, Joseph Musonda, cedera parah, tak mampu berjalan.
Lalu datanglah sang pelatih, Herve Renard, yang mengenakan kemeja putih rapi, mengangkat Musonda dan membawanya ke lingkaran doa.
Adegan itu merangkum siapa Herve Renard sesungguhnya—bukan sekadar pelatih, tapi pemimpin spiritual bagi timnya.
9 Oktober 2025, Renard akan menjadi lawan bagi Patrick Kluivert di laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Renard bukan nama besar di Eropa. Karier kepelatihannya tak dibentuk oleh klub-klub elite, melainkan ditempa lewat jalur tak biasa, dari SC Draguignan di Prancis, ke Shanghai, lalu ke Cambridge United di Inggris, hingga akhirnya menapaki jalan menjadi "Pangeran Afrika."
Tapi sosok yang membentuknya justru adalah Claude Le Roy—sang mentor dan "Raja Afrika" sejati—yang mengajarinya untuk menyatu dengan budaya lokal dan memahami jiwa setiap pemain.
Bersama Zambia dan kemudian Pantai Gading, Renard membuktikan kekuatannya, membangun tim juara bukan dari taktik rumit, tapi dari ikatan emosional yang kuat.
Baca Juga: Kevin Diks Sudah Jadi Andalan Gladbach, Seoane: Kami Tenang Dengannya
Di Piala Afrika 2015, setelah sebelumnya menyingkirkan Pantai Gading pada 2012, Renard kembali memimpin mereka menjadi juara.
Ia menggendong Yaya Touré di pundaknya di tengah pesta, hanya seminggu setelah mengkritiknya.
Itulah Renard—keras saat dibutuhkan, tapi juga penuh empati.
Namun, jalannya tak selalu mulus. Saat melatih Sochaux di Ligue 1, ia gagal menyelamatkan tim dari degradasi.
Di Lille, ia tak mampu menemukan formula sukses, padahal sempat dianggap pilihan cerdas.
Tapi di Afrika, ia tak tergantikan. Ia tak hanya melatih, tapi juga hidup bersama rakyatnya—di Zambia, di Pantai Gading, Maroko ndan kini di Arab Saudi.
Ia menolak gaya pelatih Eropa yang hanya datang saat pertandingan. Ia tinggal, makan, dan berlari bersama pemainnya.
Renard bukan pelatih dengan filosofi taktis revolusioner. Ia mengandalkan pendekatan fisik, semangat, dan adaptasi.
Ia tahu bahwa pemain Afrika punya kebutuhan berbeda—bukan soal kedisiplinan Eropa, tapi tentang rasa dihargai dan dipahami.
Kini bersama Arab Saudi, Renard menghadapi tantangan besar bisa lolos ke Piala Dunia 2026 dengan mengalahkan Irak dan Timnas Indonesia.
Menggantikan Roberto Mancini, Herve Renard punya misi balas dendam. Kekalahan 0-2 dari Timnas Indonesia pada ronde ketiga tentu tak mau ia ulangi lagi.
Pertanyaannya kini, akankah sang Pangeran Afrika itu bisa membangun kerajana baru di Arab Saudi? Atau justru kembali dipermalukan anak asuh Patrick Kluivert di Riyadh?
Tag
Berita Terkait
-
Kevin Diks Sudah Jadi Andalan Gladbach, Seoane: Kami Tenang Dengannya
-
Jadwal Pertandingan Emil Audero di Liga Italia 2025-2026 Resmi Dirilis, Laga Perdana Hadapi AC Milan
-
Reuni Besar Bisa Terjadi! 5 Pemain Timnas Indonesia Bisa Dipanggil STY ke Ulsan HD
-
Ditanya Makanan Indonesia Favorit, Jawaban Maylin Spaeni Tidak Terduga
-
5 Pemain dengan Market Value Termahal di BRI Super League 2025/2026, Persija Mendominasi
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
Terkini
-
Kartu Kuning di Laga Debut, Calvin Verdonk: Ligue 1 Butuh Fisik Kuat
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Andre Onana Luar Biasa! Cetak Assist Bawa Trabzonspor Raih Poin
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
Rapor Calvin Verdonk Debut di Ligue 1: LOSC Lille Digilas RC Lens
-
Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
-
Rapor Pemain Real Madrid vs Espanyol: Eder Militao Man Of The Match, Mbappe Spektakuler
-
Igor Tudor Murka, Penalti Kontroversial Bikin Juventus Imbang di Verona
-
Rapor Pemain Verona vs Juventus: Conceicao Cemerlang, Vlahovic Lesu
-
Nasib Apes Alejandro Garnacho: Dicemooh Fans MU, Batal Main Gegara Fofana