Dengan menit bermain yang cukup, pemain tidak hanya berkembang secara fisik tetapi juga semakin matang dalam pengambilan keputusan di lapangan.
Vanenburg mencontohkan bagaimana perbedaan terlihat jelas antara pemain yang sering diturunkan klub dengan mereka yang lebih sering duduk di bangku cadangan.
Hal inilah yang membuat kualitas penyelesaian akhir Timnas U-23 tampak menurun saat menghadapi Laos meskipun menguasai jalannya pertandingan.
Harapan untuk Perbaikan Tim
"Seharusnya mereka bermain (sebanyak) 40 menit ke atas, mereka bermain, mereka bergerak, mereka mencetak gol, mereka melakukan pressure tekanan. Tapi coba tolong dilihat para pemain-pemain kita yang memang di klubnya masing-masing memiliki jam bermain, karena yang penting di timnas kita bisa melakukan sesuatu tapi lebih penting itu bagaimana di klub mereka bisa terus mengembangkan dirinya."
Pernyataan Vanenburg tersebut menjadi sinyal kuat bagi klub Liga 1 untuk lebih memperhatikan kesempatan bermain bagi para pemain muda.
Tanpa jam bermain yang konsisten, para pemain potensial akan kesulitan berkembang secara maksimal meskipun sudah berlatih keras bersama tim nasional.
Kondisi ini menjadi tantangan bagi federasi, pelatih klub, dan pemain itu sendiri untuk mencari solusi terbaik agar potensi generasi muda sepak bola Indonesia tidak terhambat.
Publik berharap laga berikutnya dapat menjadi momentum kebangkitan Garuda Muda dengan performa lebih efektif di lini depan.
Baca Juga: Gerald Vanenburg: Timnas Indonesia U-23 Dalam Masalah Besar!
Target Laga Selanjutnya
Kegagalan mencetak gol dalam laga melawan Laos menjadi alarm bagi Timnas Indonesia U-23 menjelang pertandingan berikutnya.
Skuad asuhan Vanenburg dituntut untuk segera meningkatkan penyelesaian akhir agar tidak kehilangan peluang melaju ke putaran final Piala Asia U-23 2026.
Perbaikan strategi dan efektivitas di depan gawang akan menjadi pekerjaan rumah utama bagi tim pelatih.
Di sisi lain, kerja sama antara klub dan timnas harus semakin erat agar pemain mendapat kesempatan berkembang lebih optimal.
Hanya dengan kombinasi latihan intensif, pengalaman bertanding, dan kepercayaan dari klub, para pemain muda Indonesia bisa tampil lebih tajam di level internasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
Terkini
-
Prediksi Barcelona vs Olympiakos: Hansi Flick Waspadai Kejutan Thrylos
-
Cerita Calon Pelatih Timnas Indonesia Akira Nishino Jadi Penyusup: Kalau Ketahuan Bisa Mati
-
Tuah Pemain Keturunan Indonesia, Jairo Riedewald Bawa Sheffield Raih Kemenangan Perdana
-
Alex Pastoor Sebut Jordi Cruyff dan Alexander Zwiers Ikut Didepak PSSI
-
Statistik Masatada Ishii Selama Tangani Thailand, Cocok Jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia?
-
Rumor ke Timnas Indonesia, Frank de Boer Dicap Pelatih Tak Kompeten oleh Eks Timnas Brasil
-
Berapa Duit yang Harus Dikeluarkan Persib Bandung untuk Datangkan Joey Pelupessy?
-
Ikuti Timnas Indonesia, Thailand Pecat Pelatih Masatada Ishii
-
PSSI Diminta Menghadap Menpora Erick Thohir, Ada Apa?
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan