Bola / Bola Indonesia
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 14:21 WIB
Patrick Kluivert jadi pelatih tersingkat Timnas Indonesia pasca sanksi FIFA. (Kitagaruda.id)
Baca 10 detik
  • Patrick Kluivert resmi dipecat setelah gagal total di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
  • Ia menjadi pelatih permanen dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah modern Timnas Indonesia.

  • Kluivert hanya bertahan sembilan bulan, jauh lebih singkat dibanding para pendahulunya seperti Shin Tae-yong dan Luis Milla.

Suara.com - Kegagalan total Timnas Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 tidak hanya mengubur mimpi jutaan rakyat, tetapi juga mengukir sebuah catatan sejarah yang kurang mengenakkan bagi sang pelatih, Patrick Kluivert.

Ia kini resmi menyandang status sebagai pelatih permanen dengan masa jabatan paling singkat di era modern sepak bola Indonesia.

Diresmikan sebagai nakhoda baru skuad Garuda pada 8 Januari 2025, perjalanan Patrick Kluivert harus berakhir tragis hanya dalam waktu sembilan bulan.

PSSI secara resmi mengumumkan pemutusan kontrak kerja sama pada Kamis (16/10/2025), sebuah konsekuensi logis dari dua kekalahan beruntun yang diderita dari Arab Saudi dan Irak.

Masa bakti juru latih asal Belanda yang hanya seumur jagung ini terasa sangat kontras jika dibandingkan dengan para pendahulunya di era pasca-pembekuan FIFA.

Pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong tercatat sebagai juru taktik dengan masa jabatan terpanjang, memimpin skuad Garuda selama lima tahun penuh, dari Januari 2020 hingga Januari 2025.

Bahkan Luis Milla yang menangani tim pada periode Januari 2017 hingga Oktober 2018, mampu bertahan selama 22 bulan.

Begitu pula dengan Simon McMenemy yang meskipun diwarnai hasil-hasil memalukan, tetap menjabat selama 11 bulan (Periode Januari 2019-November 2019).

Singkatnya masa jabatan Kluivert menunjukkan betapa besarnya pertaruhan dan ekspektasi yang gagal ia penuhi.

Baca Juga: Rekam Jejak Jesus Casas, Pelatih yang Diidamkan Latih Timnas Indonesia

Didatangkan sebagai figur kelas dunia untuk sebuah misi besar, Patrick Kluivert justru harus angkat koper lebih cepat dari semua pendahulunya, meninggalkan sebuah catatan sejarah yang mungkin ingin ia lupakan.

Load More