- Gianluca Vialli adalah simbol elegansi dan kerja keras dalam sepak bola Italia era 1990-an
- Perjalanan karier Vialli mencerminkan kisah kebangkitan dan kepemimpinan sejati
- Sebagai pemain, manajer, dan figur inspiratif di balik keberhasilan Italia di Euro 2020, ia dikenang bukan hanya sebagai pencetak gol
Namun segalanya berubah saat Marcello Lippi datang pada 1994.
Dengan kerja keras luar biasa, Vialli bangkit menjadi kapten dan pemimpin sejati Juventus.
Ia mencetak 17 gol di Serie A musim 1994/95 dan membawa Juve meraih gelar ganda, Scudetto dan Coppa Italia.
Puncak kariernya datang pada 1996, ketika ia mengangkat trofi Liga Champions setelah menaklukkan Ajax lewat adu penalti.
Sebuah penutup sempurna untuk petualangan empat tahunnya di Turin.
Musim panas 1996, Vialli hijrah ke Chelsea secara gratis.
Saat itu, kehadiran pemain bintang Italia di Premier League masih jarang terjadi.
Bersama Ruud Gullit, Gianfranco Zola, dan Roberto Di Matteo, ia menjadi pionir gelombang Italia di London Barat.
Musim pertamanya berjalan naik-turun. Ia sempat berselisih dengan Gullit, tapi bangkit dengan performa menawan, termasuk dua gol ke gawang Liverpool di Piala FA.
Baca Juga: 5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
Ironisnya, setelah Gullit dipecat, Vialli justru ditunjuk sebagai pemain-manajer Chelsea pada 1998.
Di bawah arahannya, The Blues langsung meraih sukses besar.
Sebagai pemain, ia menutup kariernya dengan 40 gol dalam 88 pertandingan untuk Chelsea.
Setelah pensiun, Vialli tetap aktif di dunia sepak bola dan menjadi bagian penting dari staf Timnas Italia saat juara Euro 2020 bersama sahabat lamanya, Roberto Mancini.
Kini, meski telah tiada, kisah Gianluca Vialli tetap hidup, sebagai legenda sejati sepak bola Italia dan inspirasi bagi generasi pemain berikutnya.
Kontributor: Azka Putra
Berita Terkait
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Bantai Leverkusen 7-2, Dembele Nilai Performa Gila PSG di Liga Champions Wajib Konsisten
-
Amuk Igor Tudor Jelang Lawan Real Madrid: Juventus Gak Bisa Selalu Menang
-
Arsenal Sulit Ditebak! Kunci Rahasia Mikel Arteta Tekuk Atletico Madrid Empat Gol Tanpa Balas
-
MU Merugi! Statistik Gila Marcus Rashford: 11 Laga, 5 Gol, 5 Assist
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Di Tengah Duka Sang Ayah Meninggal Dunia, Pratama Arhan Tulis Pesan Menyentuh
-
Persib Bakal Hadapi Bangkok United, Bojan Hodak Bawa Kabar Bahagia, Apa Itu?
-
Timnas Malaysia Dikritik Pelatih Sendiri: Mereka Mimpi di Siang Bolong Selama Satu Dekade
-
Timnas Indonesia U-22 Urutan Berapa di Klasemen Runner-up Terbaik SEA Games 2025?
-
Cristiano Ronaldo Telepon Donald Trump, Hubungan Dua Tokoh Dunia Ini Jadi Sorotan
-
Indra Sjafri Bakal Mainkan Strategi Ofensif, Begini Formasi Timnas Indonesia U-22 vs Filipina
-
5 Pemain Terbaik yang Absen Bela Timnas Indonesia U-22 Sepanjang SEA Games 2025
-
Prediksi SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-22 Alami Nasib Buruk di Tangan Filipina
-
Senjata Filipina yang Wajib Diwaspadai Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025
-
Keunggulan Statistik Timnas Indonesia U-22 Atas Filipina, Bakal Pesta Gol Sore Nanti?