Bola / Bola Dunia
Kamis, 30 Oktober 2025 | 20:35 WIB
Dalam sejarah sepak bola Eropa, ada nama-nama besar yang mendefinisikan era mereka, dan di antara mereka, Jari Litmanen berdiri sebagai sosok yang unik. [Instagram @litmanenjari1]
Baca 10 detik
  • Putra dari pasangan pesepak bola, Litmanen tumbuh di keluarga yang akrab dengan dunia si kulit bundar.
  • Sejak remaja, ia sudah menunjukkan bakat luar biasa bersama FC Lahti, sebelum melanjutkan ke HJK Helsinki dan kemudian MyPa.
  • Tempat di lini depan Ajax kala itu masih ditempati Dennis Bergkamp, ikon Belanda yang kelak menjadi legenda Arsenal.

Suara.com - Dalam sejarah sepak bola Eropa, ada nama-nama besar yang mendefinisikan era mereka, dan di antara mereka, Jari Litmanen berdiri sebagai sosok yang unik.

Lahir di Finlandia, negara yang lebih dikenal dengan hoki es dan Formula 1 daripada sepak bola, Litmanen berhasil menembus panggung tertinggi Eropa dan menjadi ikon sejati di Ajax.

Putra dari pasangan pesepak bola, Litmanen tumbuh di keluarga yang akrab dengan dunia si kulit bundar.

Sejak remaja, ia sudah menunjukkan bakat luar biasa bersama FC Lahti, sebelum melanjutkan ke HJK Helsinki dan kemudian MyPa, klub yang membawanya meraih Piala Finlandia 1992. Gol indahnya di final turnamen itu menjadi tiket menuju Ajax.

Lompatan ke Ajax dan Awal Era Keemasan

Ketika Litmanen tiba di Amsterdam, ia harus bersabar.

Tempat di lini depan Ajax kala itu masih ditempati Dennis Bergkamp, ikon Belanda yang kelak menjadi legenda Arsenal.

Namun saat Bergkamp hengkang ke Inter Milan, Litmanen pun naik panggung.

Musim berikutnya, ia langsung meleda, 36 gol dari 39 pertandingan, menjadi top skor Eredivisie dan mengantarkan Ajax juara Belanda.

Baca Juga: Manchester United, Real Madrid dan PSG Saling Sikut Demi Rekrut Wonderkid Meksiko

Pelatih Louis van Gaal kemudian membangun tim yang akan dikenang sepanjang masa perpaduan talenta muda seperti Patrick Kluivert, Clarence Seedorf, dan Edgar Davids, serta pemain impor cerdas seperti Litmanen dan Nwankwo Kanu.

Litmanen bukan penyerang murni, melainkan penyerang bayangan dengan visi dan insting tajam.

Ia bukan pemain tercepat, namun selalu tahu di mana harus berada.

Dalam sistem Van Gaal, ia menjadi penghubung sempurna antara lini tengah dan lini depan, pemain yang memimpin pressing sekaligus pencetak gol ulung.

Puncak Karier: Juara Eropa 1995

Musim 1994/95 menjadi momen puncak Ajax. Mereka tak terkalahkan di liga, mencetak 106 gol, dan menutup musim dengan trofi Liga Champions setelah menumbangkan AC Milan 1-0 di final.

Load More