-
Gabriel Wilhoft-King pensiun dini pada usia 19 tahun.
-
Ia memilih studi hukum di Oxford University, Inggris.
-
PSSI gagal naturalisasi karena waktu mepet Piala Dunia U-17.
Suara.com - Seorang talenta muda dengan darah Indonesia, Gabriel Han Willhoft-King, baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya dari kancah sepak bola profesional.
Keputusan krusial ini diambilnya pada usia yang sangat belia, yakni 19 tahun, demi mengejar impian di luar lapangan hijau.
Wilhoft-King memilih untuk secara penuh berfokus pada dunia akademik dengan menempuh studi ilmu hukum.
Langkah spektakuler ini membawanya ke bangku perkuliahan di salah satu institusi pendidikan paling bergengsi di dunia, Oxford University di Inggris.
Kisah tentang Gabriel Han Willhoft-King sempat menarik perhatian publik sepak bola Indonesia sebelum perhelatan Piala Dunia U-17 2023.
Kala itu, sang gelandang sentral sedang aktif membela tim muda raksasa Inggris, Tottenham Hotspur U-18, dengan potensi yang sangat menjanjikan.
Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) secara terbuka menyuarakan harapan agar Wilhoft-King dapat memperkuat Timnas Indonesia U-17.
Upaya untuk membawa pemain berbakat ini harus melalui prosedur panjang berupa naturalisasi resmi.
Akan tetapi, batasan waktu yang terlampau ketat membuat proses tersebut tidak dapat diwujudkan sesuai harapan.
Baca Juga: Merasa Buang Waktu, Pemain Keturunan Indonesia Pilih Tinggalkan Man City Demi Gelar Sarjana Hukum
Waktu pelaksanaan Piala Dunia U-17 2023 pada bulan November menjadi kendala utama yang tidak bisa diatasi oleh PSSI.
Pelatih Timnas Indonesia U-17 pada bulan Agustus 2023, Bima Sakti, mengakui tantangan yang dihadapi terkait tenggat waktu tersebut.
"Cuma itu (menaturalisasi Gabriel Han Wilhoft-King) bisa enggak prosesnya itu sampai November. Itu sudah mepet," ujar Bima Sakti kala itu.
Keterbatasan waktu yang mendesak akhirnya memaksa PSSI untuk menghentikan niat baik mereka mendapatkan jasa Wilhoft-King.
Fakta bahwa Wilhoft-King memilih jalur pendidikan ternyata bukan hal yang mengejutkan mengingat latar belakang keluarganya yang sangat terpelajar.
Ayahnya, yang bernama Jorg, dilaporkan oleh The Guardian pernah berprofesi sebagai dosen filsafat selama beberapa waktu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
Terkini
-
Deretan Pemain Muda yang Siap Mencuri Panggung di SEA Games 2025
-
Ide Gila untuk Timnas Indonesia: Jesus Casas Pelatih, Timur Kapadze Asisten
-
Momen Timnas Indonesia 2 Kali Hajar Curacao, Tim yang Kini Lolos ke Piala Dunia 2026
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal Menang di Dua Uji Coba Kontra Mali, Apa Saja PR-nya?
-
Indra Sjafri: Timnas Indonesia U-22 Butuh Ivar Jenner di SEA Games 2025
-
Timnas Indonesia U-22 Terancam Pincang di SEA Games 2025 Gegara Aturan FIFA
-
6 Tim yang Perebutkan Tiket ke Piala Dunia 2026 Via Playoff Antarbenua
-
Lolos ke Piala Asia 2027, Pelatih Singapura Berterima Kasih kepada Guru Penjas
-
Daftar Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Dipulangkan Indra Sjafri Usai Uji Coba Lawan Mali
-
Ivar Jenner Temukan Strategi Bermain untuk SEA Games 2025