Bola / Bola Indonesia
Rabu, 10 Desember 2025 | 12:14 WIB
Pesepak bola Timnas Indonesia U-22 Mauro Nils Zijlstra tertunduk usai dikalahkan Timnas Filipina pada pertandingan babak penyisihan Grup C Sepak Bola SEA Games 2025 di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Chiang Mai, Thailand, Senin (8/12/2025). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym]
Baca 10 detik
  • Timnas Indonesia U-22 kalah 0-1 dari Filipina pada fase grup SEA Games 2025 akibat gol dari lemparan ke dalam.
  • Gol tunggal Filipina dicetak Otu Banatao memanfaatkan kegagalan antisipasi pertahanan Indonesia di akhir babak pertama.
  • Pelatih Indra Sjafri menyoroti kurang disiplin pemain dalam menjalankan instruksi dan mengantisipasi strategi lawan.

Suara.com - Timnas Indonesia U-22 dipaksa menelan pil pahit kekalahan tipis 0-1 dari Filipina dalam lanjutan fase grup SEA Games 2025.

Ironisnya, gol tunggal yang dicetak Otu Banatao lahir dari skema lemparan ke dalam jarak jauh yang selama ini justru menjadi identitas skuad Garuda.

Kekalahan ini terasa menyakitkan karena Indonesia seolah tumbang oleh senjata mematikan yang dulu mereka perkenalkan dan sering gunakan untuk menghukum lawan.

Publik tentu ingat bagaimana Pratama Arhan menjadi simbol kekuatan lemparan jauh Indonesia di era kepelatihan Shin Tae-yong.

Tongkat estafet kemampuan spesial tersebut kemudian diteruskan oleh Robi Darwis yang kini memperkuat skuad Garuda Muda.

Bahkan, Timnas Indonesia pernah menaklukkan Filipina dengan cara serupa di ajang ASEAN Cup U-23 2025 lewat lemparan Robi Darwis yang berujung gol bunuh diri.

Namun, roda nasib berputar di SEA Games 2025 ketika skenario tersebut justru berbalik menjadi petaka bagi pertahanan Timnas Indonesia U-22.

Menjelang akhir babak pertama, Filipina mendapatkan momentum lemparan ke dalam di sisi pertahanan Indonesia yang gagal diantisipasi dengan baik.

Kadek Arel yang berdiri cukup bebas terlihat gagal melakukan sapuan bersih sehingga bola memantul liar di area kotak penalti.

Baca Juga: Deretan Faktor yang Bikin Timnas Indonesia U-22 Dipermalukan Filipina di SEA Games 2025

Otu Banatao yang sigap langsung memanfaatkan kelengahan tersebut dengan sundulan akurat yang tak mampu dibendung kiper Cahya Supriadi.

Upaya balasan Indonesia lewat lemparan jauh Robi Darwis di babak kedua justru tumpul dan tidak memberikan ancaman berarti bagi Filipina.

Serangan demi serangan yang dibangun Garuda Muda selalu mentah tanpa menghasilkan peluang emas untuk menyamakan kedudukan.

Pelatih Indra Sjafri menyoroti tajam kesalahan para pemainnya yang dinilai tidak menjalankan instruksi latihan dengan disiplin.

Kekacauan dalam melakukan marking atau penjagaan lawan saat momen krusial tersebut menjadi sorotan utama sang pelatih.

Indra juga mengakui bahwa pergantian pemain dan perubahan formasi yang dilakukan di babak kedua tidak memberikan dampak signifikan.

Load More