Bola / Liga Inggris
Kamis, 25 Desember 2025 | 17:20 WIB
Antoine Semenyo dikabarkan bakal ditebus mahal Man City. [@afcbournemouth]
Baca 10 detik
  • Antoine Semenyo, penyerang Bournemouth, kini menjadi incaran Manchester City dengan klausa rilis 65 juta poundsterling.
  • Ia pernah ditolak Arsenal, Tottenham, dan Crystal Palace, sempat membuatnya berhenti bermain sepak bola selama setahun.
  • Dukungan ayah dan pengalaman bermain di kasta keenam bersama Bath City membentuk mentalnya kembali menjadi pemain profesional.

Suara.com - Di tengah hiruk pikuk bursa transfer Januari, satu nama kini menjadi buah bibir yaitu Antoine Semenyo.

Man City dilaporkan siap menebus klausul rilis penyerang Bournemouth itu senilai 65 juta poundsterling.

Namun, di balik banderol fantastis tersebut tersimpan sebuah kisah jatuh-bangun yang luar biasa inspiratif.

Jauh sebelum menjadi salah satu penyerang paling ditakuti di Liga Inggris, Semenyo muda pernah merasakan pahitnya penolakan berulang kali.

Klub-klub besar London seperti Arsenal dan Tottenham Hotspur pernah menutup pintu baginya.

Pukulan paling telak datang saat ia berusia 15 tahun. Setelah menjalani masa percobaan selama delapan minggu di Crystal Palace, ia dinyatakan tidak cukup bagus.

"Saya pergi ke beberapa klub dan diberitahu hal yang sama, bahwa saya tidak cukup bagus. Sulit bagi seorang anak kecil mendengar itu," ujar Semenyo kepada Sky Sports.

"Palace paling memukul saya karena saya berada di sana begitu lama. Trial saya diperpanjang dan saya pikir saya akan direkrut, tapi itu tidak terjadi," lanjutnya.

Rasa sakit itu begitu mendalam hingga ia memutuskan untuk menyerah pada mimpinya.

Baca Juga: Diincar MU, Antoine Semenyo Diharapkan Tak Hengkang pada Bursa Transfer Musim Dingin

"Saya ingat masuk ke mobil sambil menangis dan berkata pada ayah, 'Kenapa ini terus terjadi?'. Saya berhenti main bola setahun setelahnya," kenang Semenyo.

Selama setahun penuh, ia benar-benar menjauh dari sepak bola. Berat badannya naik drastis.

Namun dukungan keluarga, terutama sang ayah yang mantan pesepak bola, menjadi kunci kebangkitannya.

Semenyo kembali berlatih, mengasah kembali kemampuannya menendang dengan kedua kaki, sebuah keahlian yang diajarkan ayahnya sejak kecil.

"Ayah biasa menyuruh saya menendang apa saja dengan kedua kaki, entah itu kertas, kaleng, apa saja," tuturnya.

"Pada usia enam tahun saya sudah bisa menendang dengan kedua kaki. Sekarang rasanya sudah seperti kebiasaan alami," tambahnya agi

Load More