Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sempat memblokir 19 laman media Islam setelah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menganalisa potensi bahaya yang ditimbulkan dari muatan laman-lama tersebut.
Pemblokiran sontak menuai pro dan kontra. Ada yang menganggap pemerintah tak menghargai kebebasan berpendapat. Ada juga yang mendukung demi keselamatan dari pengaruh tindakan radikal. Ujungnya, pemerintah akhirnya mencabut blokir 12 dari 19 situs yang dianggap berbahaya.
Bagaimana ustadz Soleh Mahmoed menanggapi pemblokiran tersebut? Berikut perbincangan khusus Suara.com dengan Ustadz Solmed baru-baru ini.
Pemerintah belakangan ini sempat memblokir laman media Islam karena dianggap berpotensi bahaya. Bagaimana pendapat Anda?
Tentunya ini ada domain masing-masing. Artinya, nggak ada salahnya pemerintah dan ulama komunikasi. Misalnya ada situs yang dianggap liar atau bisa menjadi kasar dalam menjalankan agama. Itu coba dikonsultasikan kepada ulama. Yang legitimate di Indonesia adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Coba pemerintah duduk bareng dengan MUI sebelum melakukan pemblokiran.
MUI misalnya mengatakan situs ini tidak baik dan situs ini tidak benar. Jadi, tidak hanya sebatas interpretasi atau nalar yang dipakai menggunakan pemahaman sebenarnya. Nah, dari situ ada laporan, langkah berikutnya panggil pemilik situsnya.
Sepertinya pemerintah tidak duduk bareng dengan MUI dalam hal ini.
Ya, pada akhirnya menjadi sesuatu yang diperbincangkan seperti sekarang ini. Niat pemerintah sebetulnya baik mencegah masyarakat Indonesia dari kegiatan radikal atau menyalahi aturan negara. Tapi, pemerintah harus sadar di situ ada domain agama, ulama paling paham. Yang legitimate adalah MUI. Tidak ada salahnya membawa contoh situs-situs tersebut kepada para ulama. Nanti ulama akan memberikan rekomendasi.
Menurut Anda pemerintah terlalu tergesa-gesa atau gegabah memblokir laman media Islam?
Intinya saya masih percaya dengan MUI. Dengan kepakaran mereka dan dengan kealiman mereka. Rekomendasi mereka menjadi bahan pembanding.
Khawatir pemblokiran ini jadi melahirkan islamfobia?
Pemerintah punya kewajiban melindungi warga negaranya untuk tidak jatuh dalam...(ustadz Solmed terdiam sejenak), bahasanya jangan sampai mati lah. Jangan ikut perang, karena ente kan warga Indonesia untuk tidak ambil bagian dalam peperangan kaum muslimin. Pemerintah memang tidak ada istilah jihad, pemerintah hanya kenal kamu harus hidup, negara harus melindungi warganya.
Sebagai pendakwah, apakah Anda memiliki laman media khusus untuk berdakwah?
Kalau saya secara resmi misalnya media dakwah kepemilikan saya, tidak. Saya memanfaatkan teknologi canggih memang iya, seperti Twitter, WhatsApp, BlackBerry dan Facebook. Kita menyebarkan kebaikan kepada siapapun, bahkan tidak bertatap muka. Subhanallah, itu nikmat. Nabi dulu house to house, face to face. Dakwah nabi secara diam-diam dan terang-terangan. Sekarang ada televisi dan segalanya, itu kan nikmat. Tinggal kita mau nggak memanfaatkan untuk dakwah. Tapi, kecanggihan tekonologi ini memang plus minus. Orang bisa jual diri juga kan di FB atau Twitter. Lagi rame tuh kan sekarang. Jadi memang dimanfaatkan buat maksiat bisa, buat kebaikan juga bisa.
Bagaimana seharusnya seorang muslim memahami makna berjihad?
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Ditawari Kontrakan hingga Rumah, Fahmi Bo Belum Putuskan Kado dari Raffi Ahmad Gara-Gara Ini
-
Fix Putus! Ari Lasso Murka ke Dearly Djoshua Lewat Caption Panjang di IG: Drama Sampah!
-
10 Content Creator Terpopuler di TikTok 2025, Juaranya Bukan Fuji
-
Safrie Ramadhan Ngaku Syok Lihat Bukti Perselingkuhan Jule dengan Yuka: Aku Gemeter!
-
5 Hal tentang Iko Uwais: Dari Merantau ke Hollywood, Kembali untuk Bangkitkan Sinema Aksi Indonesia
-
Hanum Mega Ungkap Suami Difollow Jule, Diminta Hati-Hati
-
Bantah Jadi Selingkuhan Mantan Menpora, Momen Davina Karamoy dan Ajudan Dito Ariotedjo Tersebar
-
Gayanya Mirip! 5 Adu Gaya Jule vs Aliyah Balqis yang Terlibat Isu Perselingkuhan
-
Kaleidoskop 2025: 7 Artis Punya Menantu Baru, Ada yang Bule
-
Outfit Olahraga Dipermasalahkan, Sabrina Chairunnisa Bungkam Mulut Haters