Suara.com - Sutradara handal Joko Anwar membantah sengaja mengkritik keras Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) gara-gara promo film garapannya, Gundala kena sanksi.
"Oh saya sih bukan mempermasalahkan promo Gundala yang kena sanksi KPI ya. Tapi ada program-program kayak Spongebob gitu kena sanksi," ujar Joko Anwar di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2019).
"Menurut saya kalau sampai ada satu lembaga yang bisa memberi statement bahwa tayangan seperti Spongebob itu adalah tayangan yang melanggar norma-norma itu menurut saya lembaga tersebut tidak usah dipercaya ketika mereka menilai apa pun di dunia ini, karena sudah nggak make sense," katanya lagi.
Lelaki 43 tahun ini menilai larangan dari KPI bisa menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Pasalnya Joko Anwar melihat tidak sepatutnya tayangan Spongebob Squarepants kena sanksi.
"Pokoknya ini bukan masalah promo Gundala. Yang terjadi adalah orang-orang sekarang sudah mulai gelisah dan gerah karena banyak sekali lembaga yang menentukan apa yang harus kita lihat, apa yang boleh kita lihat, apa yang tidak boleh kita lihat. Dan ini menganggap kita sebagai masyarakat yang tidak berdaya. Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang bisa memilih tontonan yang baik dan cocok untuk mereka dan keluarga mereka, termasuk anak-anak mereka," kata Joko Anwar menjelaskan.
Yang pasti, sutradara film Pengabdi Setan ini mendukung agar instansi seperti KPI segera dibubarkan pemerintah. Keberadaannya bagi Joko Anwar tidak diperlukan.
"Jadi yang namanya KPI menurut saya keberadaannya sudah tidak harus ada di Indonesia. Bubarkan KPI," ujar Joko Anwar.
Baca Juga: Joko Anwar Minta KPI Dibubarkan
Tag
Berita Terkait
-
Rio Dewanto Ungkit Trauma, Faradina Mufti Dicap Istri Durhaka Gara-Gara Legenda Kelam Malin Kundang
-
Joko Anwar Bahas Trik Produser Film Lempar Naskah ke X, Strategi Cerdas atau Sekadar Teori?
-
Kenapa Film Indonesia Belum Bisa Mendunia Seperti Korea? Joko Anwar Punya Jawabannya
-
Joko Anwar: Label 'Kisah Nyata' Tak Jamin Film Laku Keras di Pasaran
-
Joko Anwar Jadi Tamu Spesial di Festival Sinema Prancis 2025
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Hotman Paris Ledek Firdaus Oiwobo yang Diminta Copot Toga oleh Hakim MK
-
Top 5 Serial Netflix Hari Ini: Drama Korea Mendominasi, Serial Indonesia Bertengger di Tiga Besar
-
Sinopsis The Hunger Games: Sunrise on the Reaping, Ungkap Asal-usul Haymitch Abernathy
-
Film Dukun Magang: Ketika Logika Mahasiswa Skeptis Terpaksa Berguru pada Ilmu Gaib
-
7 Drama Kim Woo Bin, Aktor yang Siap Menikah dengan Shin Min Ah
-
5 Rekomendasi Drakor Populer Tentang Balas Dendam, Terbaru Taxi Driver 3 Tayang Hari Ini
-
Review Film Wicked: For Good, Penutup Manis yang Kadang Terasa Kurang Bumbu
-
SinopsisThe Hunger Games: Sunrise on the Reaping, Ungkap Asal-usul Haymitch Abernathy
-
Backtrace: Upaya Sylvester Stallone Mengungkap Perampokan Misterius, Malam Ini di Trans TV
-
Who Am I?: Salah Satu Film Paling Berbahaya Jackie Chan, Malam Ini di Trans TV