Entertainment / Music
Minggu, 13 Oktober 2019 | 09:00 WIB
Tanta Ginting [Suara.com/Revi C Rantung]

Band gue dulu udah pernah masuk ke radio tapi indie belum ada label. Sempet main di java rockin land 2011, tapi nggak bisa ke komersil, saat itu yang menjual melayu. Ini kalau dibilang komersil pertama boleh lah.

Arah band genrenya apa sih?

Gue nggak mau melabel apa-apa, punya genre favorit sendiri-sendiri akhirnya kita bikin ini, dari music director melabelnya sebagai power pop, entah apa itu artinya. Mungkin pop rock. Kita sih terima aja, kita ngomongnya pop rock alternatif lah karena ada yang ballad, up beat, ada rocknya tapi masih dalam warna musik yang sama.

Udah ada berapa single atau album?

Kita baru ada dua single. Pertama Telepati, ini single kedua Awal dan Akhir jadi soundtrack film NKCTHI.

Jadi sekarang lebih nyaman ngeband atau main film?

Nggak ada nyaman-nyaman, semua tantangan yang berat, kalau musik kita berkreasi, membuat sesuatu yang bisa diterima orang. Inti dari sebuah karya ya berkarya. Produksi film kan nggak selalu ada. Produksi film paling sebulan dua bulan. Jadi kayak kemaren aku sempet 4 bulan nggak kerja, itu stres untuk seorang seniman, bukannya karena nggak dapet duit, tapi nggak berkarya itu sulit banget.

Nggak condong ke satu sisi?

Kalau akting, di sela akting aku bawa gitar, aku main sendiri atau nyanyi bareng. Jadi dua-duanya ngomongin rasa, orang dari luar liatnya beda, yang satu musik yang satu akting, tapi kalau ditilik dalemnya dua-duanya kita omongin mengulik rasa. Jadi kalau sebagai seniman kita liatnya sama.

Baca Juga: Interview: Gilbert Marciano, Artis ABG yang Kini Jadi Advokat

Load More