Suara.com - Aktor Darius Sinathrya turut mengomentari kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang dengan skor 0-6 di kualifikasi Piala Dunia 2026, Selasa 10 Juni 2025.
Darius Sinathrya melalui akun X-nya seolah menyindir seseorang yang berlagak sombong ketika Timnas Indonesia menang melawan China.
Namun sekarang, orang tersebut baru mengevaluasi permainan Timnas Indonesia ketika kalah melawan Jepang dengan skor 0-6.
"Kalau menang songong, giliran kalah evaluasi," tulis Darius Sinathrya.
Sayangnya, tak diketahui persis cuitan suami Donna Agnesia itu ditujukkan untuk para pemain Timnas Indonesia, Patrick Kluivert sebagai pelatih, Erick Tohir sebagai Ketum PSSI atau Presiden RI Prabowo Subianto.
Karena seperti yang diketahui, Prabowo Subianto baru saja memberikan hadiah berupa jam Rolex senilai Rp 254 juta pada pemain Timnas Indonesia setelah menang melawan China.
Namun, cuitan Darius Sinathrya ini justru menuai pro kontra dari netizen di kolom komentarnya.
Meski begitu, ada pula yang menduga suami Donna Agnesia ini menyindir Erick Tohir. Sebab, Ketua Umum PSSI itu sempat berjanji akan mempersiapkan para pemain Timnas Indonesia agar lebih baik di Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Mesti ini nyindir pak Ketum sama sengkuninya. Apalagi sengkuni kesayangannya pak Ketum. Kalau menang ngoceh kayak sok-sokan. Setelah kalah malah pah poh," kata @masca***.
Baca Juga: Berhubungan dengan BAB, Ivan Gunawan Ungkap Mitos di Padang Arafah
"Songongnya di mana bung? Anda sekolahnya di mana sih masak tidak bisa membedakan antara senang karena menang dan songong? Songong itu kalau para pemain sesumbar pasti masuk Pildun hadeh," kata @vania***.
"Balum apa-apa udah berbangga hati, jor-joran kasih hadiah perjalanan masih panjang. Giliran kalah baru evaluasi. Harusnya menang tahap awal evaluasi kedepan, gimana strateginya dan jangan bangga dulu," kata @uriirul**.
"Padahal pelatihnya yang ampas, gaya pelatihan dari masuk sampai sekarang begitu saja. Seperti tadi malam udah tahu press 90 menit dan lapangan tengah dikuasai tapi nggak ada perubahan apa-apa atau memang mereka main aman agar gak kena kartu kuning," kata @sinchan***.
Sebelumnya, hadiah pemberian Prabowo Subianto berupa jam Rolex untuk para pemain Timnas Indonesia usai mengalahkan China sempat menuai kritikan sejumlah figur publik, termasuk Ernest Prakasa.
Apalagi, hadiah tersebut diduga merupakan model Rolex GMT-Master II, yang memiliki nilai pasar sekitar Rp254 juta per unit.
Dalam unggahannya di media sosial, Ernest Prakasa mempertanyakan asal-usul anggaran untuk hadiah jam tangan mewah tersebut.
"Turut senang untuk para pemain yang sudah berjuang," tulis komika sekaligus pelaku industri perfilman Indonesia ini.
"Tapi sebagai warga negara, sepertinya wajar kalo gue bingung, katanya lagi penghematan, terus ini pakai anggaran apa?" lanjutnya.
Pernyataan tersebut langsung menyulut diskusi hangat di media sosial.
Banyak netizen mengungkapkan kekhawatiran serupa mengenai keadilan dalam distribusi anggaran negara, khususnya di bidang olahraga.
Beberapa bahkan menyinggung soal pembatalan kegiatan olahraga di tingkat pelajar, seperti O2SN untuk cabang bulutangkis.
Ironisnya, bulutangkis justru merupakan salah satu olahraga andalan Indonesia di ajang internasional.
"Yang paling menyedihkan bagi saya, untuk tingkat anak-anak SD, O2SN badminton malah dihilangkan. Padahal anak saya sudah berlatih bertahun-tahun dan menanti momen ini di tahun ini," tulis salah satu netizen yang kecewa.
"Katanya efisiensi? Omong kosong! Semua sektor berdarah-darah gara-gara efisiensi. Banyak yang kena PHK, semua terpaksa makan tabungan, itu pun kalau ada," tambah netizen.
Namun, tidak sedikit pula yang membela tindakan Presiden Prabowo, dan mengkritik Ernest.
Mereka menegaskan bahwa jam tangan tersebut merupakan hadiah pribadi yang tidak menggunakan anggaran negara.
"Sekelas Ernest saja masih mempertanyakan anggaran, padahal itu jelas-jelas duit pribadi Prabowo. Mereka diundang makan siang di kediaman pribadi di Kertanegara, bukan di istana," tulis netizen.
Berita Terkait
-
Pecah Tangis Pak Muh Lihat Timnas Indonesia Kalah 0-6 dari Jepang: Sedih!
-
Sindir Timnas yang Kebobolan Selusin Gol, Kemal Palevi Diperingatkan: Jangan Sampai Kayak Ernest
-
Timnas Kalah Telak, Tifo dan Sikap Suporter Indonesia Tuai Pujian Netizen Jepang
-
Rayen Pono Tanggapi Kisruh Royalti Vidi dan Keenan Nasution: Mereka Korban Hasil Doktrin
-
Pasha Ungu Sentil Label Rekaman soal Kisruh Royalti: Kalian Kemana Aja?
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Sinopsis dan Fakta Menarik A Hundred Memories, Drakor Baru Kim Da Mi Tayang di Viu dan Vidio
-
5 Fakta Film Korea No Other Choice, Rating 100% di Rotten Tomatoes dan Siap Dikirim ke Oscar
-
Sinopsis Film Abadi Nan Jaya, Film Zombie Pertama Indonesia Siap Tayang di Netflix
-
Bagaimana Hubungan Erika Carlina dengan DJ Panda Sekarang?
-
Raffi Ahmad Diisukan Jadi Menpora, Ingat Lagi Jejak Digitalnya Tersandung Kasus Narkoba
-
Ucap Tiga Kata, Chikita Meidy Ogah Seret Nama Nagita Slavina di Kasus Bully
-
Sinopsis Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Dilema Rujuk Pasangan Suami Istri
-
Diajak Manggung Cuma Dapat Kentang Sosis, Reaksi Nadin Amizah Tak Terduga
-
5 Serial Horor Underrated Warner Bros. Jarang Dibicarakan Tapi Bikin Susah Tidur
-
Berulang Kali Ditangkap, Fariz RM Divonis 10 Bulan Penjara dan Denda Rp 800 Juta