Suara.com - Kabar mengenai kondisi kesehatan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang disebut mengalami alergi kulit, tak hanya menjadi perhatian publik, tetapi juga turut disoroti oleh kalangan medis.
Salah satunya adalah dokter sekaligus edukator kesehatan ternama, Richard Lee yang dalam sebuah wawancara virtual dengan TvOne baru-baru ini, memberikan pandangannya dari sisi medis mengenai cara penanganan alergi kulit yang benar.
Menurut pemilik klinik kecantikan Athena ini, alergi kulit merupakan kondisi yang sangat umum dengan pemicu yang beragam.
Dokter Richard menekankan bahwa langkah pertama adalah memahami bahwa penyebabnya bisa sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain.
"Penyebab alergi pada kulit itu banyak sekali," kata dr Richard Lee.
Meski penyebabnya banyak, dr Richard Lee mengimbau masyarakat untuk tidak panik berlebihan saat mengalaminya.
Tingkat keparahan alergi bisa berbeda-beda, dan penanganan yang tepat akan sangat menentukan proses penyembuhannya.
"Tapi, kita enggak usah khawatir. Itu bisa jadi karena ringan, bisa jadi karena berat," ujar dr Richard Lee.
Lebih lanjut, dr Richard Lee menegaskan pentingnya mencari diagnosis yang akurat melalui jalur medis.
Baca Juga: Richard Lee Ikut 'Bedah' Kondisi Kesehatan Jokowi, Sebut 3 Kemungkinan Penyebabnya
Menebak-nebak penyebab alergi atau melakukan self-diagnosis tanpa dasar ilmu yang kuat, sangat tidak disarankan karena bisa berujung pada penanganan yang keliru.
Untuk mengetahui pemicu pastinya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis profesional.
Salah satu metode yang paling umum adalah melalui tes darah atau tes alergi lainnya untuk mengidentifikasi alergen (zat pemicu alergi) secara spesifik.
"Lebih lanjutnya harus diperiksa dulu. Bisa cek darah untuk memastikan diagnosis secara pastinya," imbuh dr Richard Lee.
Dengan mengetahui pemicu yang pasti, dokter dapat memberikan penanganan yang lebih terarah, baik melalui pemberian obat-obatan, maupun anjuran untuk menghindari alergen tersebut di kemudian hari.
Pada bagian paling penting dalam wawancaranya, dr Richard Lee tegas melarang siapa pun yang mengalami masalah kulit, untuk mencari solusi melalui jalur pengobatan alternatif yang tidak memiliki basis ilmiah, seperti pergi ke dukun atau yang biasa disebut orang pintar.
Menurutnya, langkah tersebut bukan hanya tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi juga berpotensi menunda penanganan medis yang seharusnya.
"Yang jelas, saya kasih tips ke masyarakat. Jangan pergi ke dukun, jangan pergi ke orang pintar. Karena enggak akan sembuh," ucap dr Richard Lee.
Dokter Richard menekankan bahwa penyakit medis harus diselesaikan dengan pendekatan medis. Mencari solusi di luar nalar medis untuk masalah kesehatan adalah sebuah kekeliruan fatal.
Sebagai gantinya, ia mendorong masyarakat untuk mempercayakan masalah kesehatannya kepada para ahli di bidangnya.
"Datang lah ke tempat yang tepat. Datang ke klinik, cari dokter, periksa dengan baik, dapatkan masalahnya apa dan diobati. Pasti, Insya Allah sembuh," tutur dr Richard Lee.
Dokter Richard Lee sendiri sebelumnya juga coba memberikan analisis terkait penyakit kulit yang saat ini diderita Jokowi.
Dia melihat, ada tiga kemungkinan yang memicu timbulnya bercak-bercak di kulit mantan orang nomor satu di Indonesia sejak 2014 sampai 2024 itu.
Pertama, ada drug eruption atau alergi akibat obat yang mungkin diderita Jokowi. Setiap obat memang bisa memancing reaksi alergen dari mereka yang meminumnya.
Kemungkinan kedua, menurut dr Richard Lee, adalah photoallergic eruption yakni reaksi alergi yang dipicu oleh paparan sinar matahari. Ia mengaitkan kemungkinan itu dengan aktivitas Jokowi baru-baru ini.
Adapun kemungkinan ketiga yang tidak bisa dikesampingkan adalah kondisi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehatnya sendiri.
Sampai hari ini, belum ada penjelasan resmi tentang pemicu penyakit kulit yang diduga dialami Jokowi.
Publik di media sosial pun masih ramai berspekulasi tentang apa yang sebenarnya Jokowi derita saat ini.
Berita Terkait
-
Richard Lee Ikut 'Bedah' Kondisi Kesehatan Jokowi, Sebut 3 Kemungkinan Penyebabnya
-
Kisah Jurnalis Indonesia Ditawan Hizbullah, Ungkap Kisah Menegangkan di Lebanon
-
Imbas Laporan Richard Lee, Akun TikTok Doktif Disita Polisi
-
Verra Oktavianti Bantah Tudingan Pemerasan 6 Oknum Dokter oleh Richard Lee: Ini Fitnah!
-
Dituduh Danai Terorisme, Intip 3 Sudut Apartemen Sederhana Zakir Naik di Malaysia
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Tora Sudiro Tinggalkan Komedi, Jadi Taruhan Besar di Film Janur Ireng Adaptasi Karya SimpleMan
-
Bak Bidadari, 5 Potret Selena Gomez di Hari Pernikahannya dengan Benny Blanco
-
Sudah Pasrah, Vadel Badjideh Sambut Vonis Hakim atas Kasusnya dengan Senyuman
-
Kesabaran Habis, Ruben Onsu Ungkap Wajah Ibu-Ibu yang Sebut Dirinya Rempong
-
Momen Makan Sehat Penuh Gizi di Tanah Papua Tuai Pujian, Sentil Polemik MBG
-
Andovi dan Kemal Palevi Kompak Keluhkan Aturan Larangan Makan dan Minum di Venue Pertunjukan
-
Tertipu Loker Fiktif di Jakarta, Pemuda Garut Terdampar Tengah Malam Tanpa Uang dan Dokumen
-
Arie Kriting Sebut Rizky Febian dan Mahalini Pasangan Sempurna: Gak Akan Ada Konflik Royalti
-
Sabrina Chairunnisa Ingin Jadi IRT, Syarat yang Diberikan Bikin Deddy Corbuzier Menolak
-
Dituding Sengaja Hilangkan Identitas, Lidya Pratiwi Beri Jawaban Menohok: Aku Tahu Diri