Suara.com - Istana Negara menjadi saksi momen bersejarah bagi dunia seni dan budaya Indonesia. Di tengah deretan tokoh bangsa, nama aktor, sutradara, sekaligus penulis naskah legendaris, Slamet Rahardjo Djarot, menggema.
Presiden Prabowo Subianto menganugerahinya Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada Slamet Rahardjo pada Senin (25/8/2025).
Ini adalah penghargaan tertinggi negara untuk insan yang berjasa besar di bidang kebudayaan dan bukan sekadar seremoni.
Ia adalah kulminasi dari dedikasi tanpa henti seorang maestro yang telah mendedikasikan lebih dari 50 tahun hidupnya untuk seni peran.
Bagi Slamet Rahardjo, penghargaan ini seolah menjadi babak paripurna yang menegaskan statusnya sebagai salah satu pilar terpenting dalam sejarah sinema Indonesia.
Bermula dari Teater, Menjadi Bintang di Layar Lebar
Lahir di Serang, 21 Januari 1949, perjalanan Slamet Rahardjo di dunia seni dimulai dari panggung teater.
Ia mengasah bakatnya di bawah bimbingan langsung maestro Teguh Karya dalam kelompok Teater Populer.
Dari sanalah, disiplin dan pemahaman mendalam tentang karakter ditempa, menjadi fondasi kokoh untuk karirnya di kemudian hari.
Debutnya di layar lebar melalui film Wadjah Seorang Laki-laki (1971), juga arahan Teguh Karya, langsung mencuri perhatian.
Baca Juga: Alasan Pengusaha Haji Isam Raih Bintang Mahaputera dari Prabowo
Sejak saat itu, namanya tak terpisahkan dari film-film berkualitas yang menjadi penanda zaman.
Kolaborasinya dengan Teguh Karya melahirkan banyak karya monumental yang kini menjadi klasik.
"Percayalah, Teguh Karya dan Slamet Rahardjo adalah kombinasi 'maut' pada eranya," tulis sebuah ulasan yang menggambarkan betapa padunya duo sineas dan aktor ini dalam menghasilkan karya-karya terbaik.
Gudang Piala Citra dan Karya Lintas Generasi
Berbicara tentang profil Slamet Rahardjo tidak akan lengkap tanpa menyebut rentetan prestasinya.
Ia adalah peraih 7 Piala Citra dari Festival Film Indonesia (FFI) untuk berbagai kategori, bukti sahih versatilitasnya sebagai seniman.
Tidak hanya sebagai aktor, tetapi juga sebagai sutradara, penulis skenario, bahkan penata musik.
Berita Terkait
-
Alasan Pengusaha Haji Isam Raih Bintang Mahaputera dari Prabowo
-
Profil Haji Isam, Crazy Rich Kontroversial Dapat Gelar Bintang Mahaputera dari Prabowo
-
Profil Seskab Teddy, Eks Ajudan Prabowo Dapat Penghargaan Bintang Mahaputera dari Presiden
-
Jejak Sudaryono: Anak Petani Grobogan Jadi Wamen, Kini Terima Bintang Mahaputera dari Presiden
-
Daftar Lengkap 141 Nama Penerima Bintang Mahaputera dari Prabowo, Ada Sosok Haji Isam
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
Terkini
-
Cek Fakta 'Kartika Putri Gugat Cerai' di TikTok
-
Diduga Dipacari Pria Beristri, Inara Rusli dan Insanul Fahmi Kepergok Pakai Gelang Couple
-
Didapuk Jadi Brand Ambassador, Shenina Cinnamon Bagikan Tips Merawat Kulit di Tengah Kesibukan
-
High School Fest 2025 Sukses Digelar, Hadirkan Nuansa Nostalgia di Pinggir Pantai
-
Alyssa Daguise Hamil, Ghazali Justru yang Kena 'Demam' Ngidam
-
4 Rekomendasi Film dan Serial Bagi Kamu Penyuka Komedi Satir
-
Siap Hamil Tahun Depan, Luna Maya Sudah Siapkan Nama Anak yang Indonesia Banget
-
Sinopsis Sugar Baby: Adipati Dolken Nyamar Jadi Orang Kaya Demi Pikat Davina Karamoy
-
Salt Malam Ini di Trans TV: Angelina Jolie Jadi Angen CIA di Tengah Aksi Spionase Penuh Adrenalin
-
Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah Menzel Satukan 3 Budaya