Entertainment / Gosip
Kamis, 11 September 2025 | 07:53 WIB
Rekam Jejak Karier Rahayu Saraswati. (Instagram/rahayusaraswati)
Baca 10 detik
  • Rahayu Saraswati mundur dari DPR RI setelah ucapannya tentang pengangguran yang dinilai menyakitkan hati publik, meskipun ia telah meminta maaf dan menyatakan niat awalnya hanya untuk memotivasi anak muda.
  • Dia memiliki rekam jejak karier yang luas, mulai dari dunia hiburan, aktivisme sosial, hingga politik—termasuk menjadi anggota DPR, calon wakil wali kota, dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
  • Muncul spekulasi bahwa pengunduran dirinya berkaitan dengan jabatan baru, di mana ia disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menggantikan Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Salah satu anggota DPR RI Rahayu Saraswati mengumumkan dirinya mundur dari jabatannya usai pernyataannya di depan publik membuat rakyat sakit hati.

Pernyataan itu adalah ketika dia memotivasi anak muda untuk menjadi pengusaha.

"Kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha. Jadilah entrepreneur daripada ngomel nggak ada kerjaan," ucap Sara dalam podcast yang ditayangkan sebuah media nasional.

Dia pun meminta maaf atas ucapan yang sebenarnya bukan untuk menyakiti siapapun melainkan ingin memberikan suntikan semangat untuk generasi muda.

"Saya paham kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang saat ini masih berjuang untuk menghidupi keluarganya," ucapnya dalam video terbaru di akun Instagramnya, 10 September 2025.

Sara kemudian menyatakan niatnya mundur dari anggota DPR RI.

"Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra," ungkapnya.

Rekam Jejak Karier Rahayu Saraswati

Perempuan kelahiran Jakarta pada 27 Januari 1986 ini memiliki rekam jejak karier yang panjang sebelum akhirnya terjun ke politik dan menjadi anggota DPR RI.

Baca Juga: Profil Rahayu Saraswati, Mantan Artis Sekaligus Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR

Keponakan Presiden Prabowo Subianto ini awalnya dikenal sebagai aktris dan produser.

Lulusan University of Virginia dengan gelar di bidang Drama dan Etnologi ini, memulai kariernya di dunia akting.

Salah satu peran ikoniknya adalah sebagai Mariana dalam film 'Merah Putih' (2009) yang disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Monty Tiwa.

Perannya dalam film bertema perjuangan kemerdekaan ini menunjukkan bakatnya di depan kamera.

Selain berakting, ia juga aktif sebagai produser film, menunjukkan ketertarikannya yang mendalam pada industri kreatif.

Keterlibatannya dalam berbagai proyek film membuktikan bahwa ia tidak hanya sekadar 'numpang lewat' di dunia hiburan, melainkan benar-benar mendedikasikan dirinya untuk seni peran dan produksi.

Namun, kariernya tak hanya terbatas pada layar perak. Rahayu Saraswati juga aktif sebagai seorang aktivis, khususnya dalam isu-isu perdagangan manusia dan perlindungan perempuan serta anak.

Dia mendirikan dan memimpin organisasi non-profit seperti Parfi (Perkumpulan Artis Film Indonesia) dan Yayasan Indonesia Mengajar.

Semangatnya untuk memperjuangkan hak-hak kemanusiaan menjadi benih awal dari ketertarikannya pada dunia politik, yang memberinya platform lebih luas untuk menyuarakan perubahan.

Kemudian pada 2014, Sara membuat keputusan yang mengejutkan banyak pihak.

Dia memutuskan untuk beralih jalur dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Bergabung dengan Partai Gerindra, dia berhasil melenggang ke Senayan sebagai wakil dari Dapil Jawa Tengah IV, yang meliputi Kabupaten Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.

Di parlemen, dia duduk di Komisi VIII yang membidangi urusan sosial, perempuan dan anak, serta keagamaan.

Posisi ini sangat relevan dengan latar belakangnya sebagai aktivis yang peduli terhadap isu-isu sosial.

Ketua Umum Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang juga anggota DPR RI, Rahayu Saraswati. Ia mengemukakan keberadaan rumah bordil di IKN untuk melayani pekerja. [Suara.com/Lilis]

Selama menjabat, Rahayu Saraswati dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu penting.

Salah satu fokusnya adalah mengadvokasi RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS), yang kini dikenal sebagai Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).

Dia juga aktif dalam mengampanyekan pentingnya pendidikan politik bagi generasi muda dan mengajak mereka untuk lebih peduli terhadap masa depan bangsa.

Perjalanan politiknya tak berhenti di situ. Pada Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020, dia maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi calon wali kota Muhammad.

Meskipun tidak berhasil memenangkan kontestasi, pengalaman ini semakin memperkuat posisinya sebagai politisi yang berani mengambil risiko dan tidak takut mencoba hal baru.

Gagal nyalon wakil wali kota, Sara justru dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra periode 2020–2025.

Kemudiann pada Pemilu 2024, dia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dari dapil DKI Jakarta 3.

Pengunduran diri Sara ini memicu komentar jika dirinya akan menjabat posisi lain yang lebih strategis.

Sara menjadi saah satu pejabat yang disebut-sebut akan menggantikan Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Kontributor : Tinwarotul Fatonah

Load More