Entertainment / Gosip
Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:07 WIB
Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan komentarnya terkait rencana libur panjang Ramadan di UMY, Minggu (19/1/2025). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]
Baca 10 detik
  • Cium tangan kiai adalah adab yang memiliki sanad ke Nabi.
  • Penerapan adab cium tangan harus sesuai konteks budaya setempat.
  • Ini bukan feodalisme, melainkan bentuk penghormatan kepada para ulama.

Suara.com - Tradisi mencium tangan ulama atau kiai sebagai bentuk penghormatan kembali menjadi perbincangan di tengah kontroversi konten Trans7 soal budaya di pondok pesantren.

Jauh sebelum konten Trans7 soal budaya di pondok pesantren tersebut menimbulkan kontroversi,, Ustaz Adi Hidayat (UAH) pernah memberikan penjelasan mendalam mengenai adab dan asal-usul adab santri cium tangan kiai tersebut dalam budaya Muslim di Indonesia.

Dalam sebuah ceramah yang diunggah oleh akun X @bukupembaharu, Ustaz Adi Hidayat menegaskan bahwa mencium tangan ulama adalah bagian dari adab (khuluq) yang diajarkan dan memiliki sanad atau rantai keilmuan yang bersambung hingga ke Nabi Muhammad SAW.

"Yang di kita itu ulama mengajarkan kita adab yang luar biasa dan itu punya sanad tersambung sampai ke nabi. Salah satunya apa? Cium tangan," ujar Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya yang diunggah akun X tersebut pada 14 Oktober 2025.

"Nah itu di antara khuluq, adab dan itu ada sanadnya," tambahnya.

Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menekankan pentingnya memahami konteks budaya dalam menerapkan sebuah adab.

Ia mencontohkan perbedaan budaya antara di Indonesia dengan di Timur Tengah.

Menurutnya, jika seseorang bertemu dengan syekh di Timur Tengah dan langsung mencium tangannya, sang syekh mungkin akan merasa tidak terbiasa dan lebih memilih untuk berpelukan sebagai bentuk penghormatan.

"Anda ke timur tengah, ketemu syekh timur tengah terus cium tangan begini. Dia tidak terbiasa. Dia akan katakan jangan cium tangan begini, peluk aja," jelasnya.

Baca Juga: Fajar Sadboy Masuk Daftar Tamu Intimate Wedding Amanda, Ini Alasannya!

Sebaliknya di Indonesia, mencium tangan guru atau kiai adalah adab yang umum sebagai wujud takrim atau memuliakan.

Oleh karena itu, UAH mengimbau agar tidak mencampuradukkan adat dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa memahami konteksnya, karena hal tersebut justru bisa menjadi su'ul adab atau adab yang buruk.

"Saya lihat itu ada beberapa konten yang tidak tepat. Adat di timur tengah, diterapkan di sini dalam konteks khuluq ya gak sama sehingga menjadi su'ul adab," tegasnya.

Ustaz Adi Hidayat juga mengkritik sikap sebagian orang yang terkadang kurang tepat dalam bersikap kepada ulama.

Ia menyayangkan ada orang yang baru belajar agama, bahkan belum lancar membaca Al-Qur'an, tetapi bersalaman dengan kiai besar tanpa menunjukkan adab penghormatan seperti mencium tangan, yang sudah menjadi kelaziman di Indonesia.

"Ketemu kiai, nih orang ngaji juga belum pernah, baca Al Quran belum lancar, mengandalkan terjemahan ketemu dengan ulama yang sangat luar biasa, kiai besar dan sebagainya. Salaman pengen begini (sambil berdiri biasa tanpa cium tangan)," lanjutnya.

Load More