Totalitas Akting, Mikha Tambayong Hadapi Zombi dengan Senapan Asli di Film Abadi Nan Jaya

Suara.com - Di balik aksinya menumpas gerombolan mayat hidup di film thriller zombi terbaru, Abadi Nan Jaya, aktris Mikha Tambayong ternyata menyimpan pengalaman yang jauh lebih mencekam daripada sekadar berhadapan dengan riasan monster yang mengerikan.

Dalam debutnya di genre zombi, Mikha mengaku merasakan tekanan batin yang luar biasa saat harus memegang dan menembakkan senjata api sungguhan demi totalitas perannya.

Film besutan maestro horor Kimo Stamboel ini memang menuntut para pemainnya untuk terjun total ke dalam adegan-adegan penuh ketegangan.

Mikha, yang memerankan karakter Kenes, harus menjalani serangkaian latihan fisik intensif, termasuk koreografi pertarungan dan, yang paling menantang, pelatihan penggunaan senjata.

Ia mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terberat adalah saat harus berakting dengan senapan asli.

"Kami berlatih koreografi untuk adegan-adegan yang banyak action-nya. Misalnya kami latihan memegang dan menembakkan senjata. Menurut saya itu persiapan yang paling menantang," ungkap Mikha.

Meskipun peluru yang digunakan adalah peluru hampa, sensasi memegang benda mematikan itu meninggalkan kesan mendalam.

"Ada adegan yang menggunakan senapan asli, meski pelurunya hampa. Rasanya cukup tertekan ketika harus memegang dan mengarahkan senjata. Seram, ya," akunya.

Mikha pun menggambarkan betapa tekanan psikologis dari properti syuting tersebut terasa begitu nyata.

Baca Juga: Nasib Mobil di Film Abadi Nan Jaya: Innova Reborn Rusak Dijual, Disebut Bekas Kesurupan

Dalam Abadi Nan Jaya, Mikha berperan sebagai Kenes, seorang putri pemilik pabrik jamu legendaris yang terjebak dalam kiamat kecil.

Ayahnya, Sadimin (diperankan Donny Damara), tanpa sengaja menciptakan wabah zombi dari eksperimen jamu awet muda.

Kenes pun harus berjuang mati-matian, bukan hanya untuk menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga buah hatinya dari kejaran para zombi yang salah satunya adalah ayahnya sendiri.

Meskipun dipenuhi adegan laga yang brutal dan visual yang mencekam, Kimo Stamboel bersama penulis Agasyah Karim dan Khalid Khasogi menyuntikkan drama keluarga yang kuat sebagai jantung cerita.

Mikha menjelaskan bahwa di balik horor wabah zombi, film ini sejatinya menggali luka lama dalam sebuah keluarga yang disfungsional.

"Ini memang film action thriller, tapi core-nya adalah keluarga. Bahwa bagaimanapun, anggota-anggota keluarga ini punya cinta ke satu sama lain," jelas Mikha.