-
Aktivis Melanie Subono mengunggah 19 poin 'dosa-dosa Soeharto'.
-
Unggahan tersebut bertujuan menolak wacana gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.
-
Daftar dosa mencakup pelanggaran HAM berat, penculikan, hingga kasus korupsi.
Suara.com - Aktivis dan musisi Melanie Subono kembali menyita perhatian publik melalui sebuah unggahan tajam di media sosial.
Ia secara terbuka menampilkan daftar panjang berisi 19 poin yang disebutnya sebagai 'dosa-dosa Soeharto', di tengah diskursus hangat mengenai penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada presiden kedua RI tersebut.
Unggahan tersebut sontak memantik perbincangan luas di kalangan warganet, membangkitkan kembali memori kolektif bangsa akan era Orde Baru.
Melanie Subono, yang dikenal sebagai figur vokal dalam isu-isu sosial dan hak asasi manusia, menggunakan platformnya untuk mempertanyakan sebuah gagasan krusial.
Ia kini seolah menantang publik untuk kembali menilik sisi kelam dari 32 tahun masa pemerintahan Soeharto.
Lahir di Jerman pada 20 Oktober 1976, cucu dari Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie, ini memang tidak asing dengan dunia aktivisme.
Melalui unggahan di akun Instagramnya, ia tidak hanya sekadar mengkritik, tetapi juga menyajikan data konkret yang menjadi dasar penolakannya.
"Tolak Soeharto jadi Pahlawan Nasional!," seru Melanie Subono, Senin, 10 November 2025.
Di bawah potret Soeharto yang diberi stempel merah bertuliskan "Kriminal", Melanie memaparkan poin-poin yang dianggapnya sebagai catatan hitam sang jenderal.
Baca Juga: Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Waka Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
"Masa iya, kriminal jadi Pahlawan Nasional?," tanyanya.
Pertanyaan retoris ini menjadi penutup daftar tersebut, menggugat nurani dan ingatan sejarah setiap orang yang membacanya.
Daftar tersebut mencakup serangkaian peristiwa kelam yang membekas dalam sejarah Indonesia, mulai dari penculikan aktivis pro-demokrasi pada Februari-Maret 1998, Tragedi Trisakti, hingga kerusuhan Mei di tahun yang sama.
Selain itu, disebutkan pula berbagai kasus pelanggaran HAM berat lainnya seperti pembunuhan Marsinah, kasus Timika, pembantaian massal terhadap terduga komunis (1965-1966), serta operasi militer di Papua dan Aceh.
Tak hanya itu, daftar tersebut juga menyinggung kasus korupsi yang menyangkut penggunaan uang negara oleh tujuh yayasan yang diketuai oleh Soeharto.
"Dan lain-lainnya yang tidak terdata, tersembunyikan, dimusnahkan," bunyi penghujung tulisan yang ditampilkan Melanie Subono.
Berita Terkait
-
Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh yang Terima Gelar Pahlawan Nasional Bebarengan dengan Soeharto
-
Gusdurian Tolak Gelar Pahlawan Soeharto: Prabowo Sarat Kepentingan Politik dan Relasi Keluarga!
-
Buruh Dorong Kasus Marsinah Diungkap Kembali, Apa Kata Istana?
-
Gelar Pahlawan untuk Marsinah: Perjuangan Buruh Dibayar Nyawa dan Tak Pernah Terungkap Pelakunya
-
Marsinah Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional pada Hari Pahlawan 2025
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
Terkini
-
Al Ghazali Ziarah ke Makam Kakek Buyut, Pahlawan Nasional HOS Tjokroaminoto
-
Pemain Film Pee Mak, Davika Hoorne Resmi Menikah dengan Aktor Ter Chantavit
-
Clara Shinta Bongkar Borok Mantan Suami: Gadai Mobil dan Ambil Uang Ratusan Juta Diam-Diam
-
Viral Video Lawas Anak Julia Prastini Pilih Peluk Orang Lain daripada Ibunya Sendiri
-
Digugat Rp13 Miliar Terkait Harta Gono-gini, Clara Shinta Skakmat Mantan Suami Soal Nafkah Anak
-
Belajar dari Orde Baru, Ernest Prakasa Tak Mau Diam Lagi
-
Boyband TREASURE Siap Gelar Konser 2 Hari di Jakarta Tahun Depan, Ini Detailnya
-
Hari Pahlawan Dinilai Hampa, Wanda Hamidah Suarakan Keprihatinan
-
Pro Kontra Film "Timur" Iko Uwais: Antara Tuduhan Propaganda dan Apresiasi Seni Laga
-
Alasan Personal Ernest Prakasa Banting Setir Jadi Sutradara Film