Entertainment / Film
Minggu, 23 November 2025 | 19:00 WIB
Film Legenda Kelam Malin Kundang (YouTube/Come and See Pictures)
Baca 10 detik
  • Film “Legenda Kelam Malin Kundang” menghadirkan reinterpretasi gelap dan psikologis dari legenda klasik dengan fokus pada trauma keluarga, bukan sekadar dongeng kutukan.

  • Kekuatan utama film terletak pada ketegangan, scoring yang memukau, serta akting solid para pemain, terutama Rio Dewanto dan Vonny Anggraini.

  • Meski punya sedikit kekurangan pada pendalaman karakter ibu, film ini tetap tampil cerdas, intens, dan menarik bagi penggemar horor psikologis.

Atmosfer horor dan tidak nyaman dibangun dengan konsisten, meyakinkan kita bahwa ada sesuatu yang sangat salah di rumah Alif, bahkan saat tidak ada hantu yang muncul di layar.

Bukan karya Joko Anwar (sebagai penulis) namanya kalau tidak membuat penontonnya memutar otak. Selama menonton, kamu siap-siap aaja dibuat bengong. Plot twist datang bertubi-tubi tanpa ampun.

Kejutan tidak hanya datang dari pertanyaan "Siapa sebenarnya Ibu Alif?", tetapi juga melebar ke dinamika rumah tangga Alif dan Nadine yang ternyata menyimpan retakan, hingga masa lalu Alif yang kelam.

Narasi yang dibangun berhasil mendekonstruksi legenda Malin Kundang

Teaser poster film Legenda Kelam Malin Kundang (Instagram/jokoanwar)

Penonton akhirnya dipaksa paham, mengapa Alif menjadi sosok yang begitu dingin dan durhaka. Semua ada alasannya, dan alasannya sangat logis secara psikologis.

Pujian khusus layak disematkan pada jajaran pemain. Rio Dewanto tampil sangat meyakinkan sebagai Alif. 

Dia tidak hanya berakting, tapi seolah mentransfer rasa lelah dan frustasinya kepada penonton.

Kita bisa merasakan betapa beratnya beban Alif yang harus menghadapi trauma di dalam rumahnya sendiri dan bahkan di tengah-tengah keluarganya.

Sementara itu, Vonny Anggraini sebagai Amak juga tampil gemilang. Ekspresinya yang mendalam sukses membuat penonton ragu dan menebak-nebak, apakah dia ibu yang tulus atau predator yang menyamar.

Baca Juga: Dapat 'Ilham dari Langit', Fedi Nuril Kembali Pakai Celak Mata di FFI 2025

Meski nyaris sempurna sebagai drama-misteri-thriller psikologis  film ini memiliki sedikit kekurangan. Bagian cerita saat Vonny Anggraini mengeksplorasi perannya sebagai "Ibu" terasa agak kurang panjang bagi saya pribadi. 

Durasi untuk membangun interaksi manipulatif antara Ibu dan Alif rasanya bisa sedikit diperlama untuk memberikan dampak emosional yang lebih meledak di babak akhir.

"Legenda Kelam Malin Kundang" adalah film yang cerdas. Setelah credit title bergulir, segala kebingungan di awal akan terjawab dengan jelas. 

Film ini berhasil "memanusiakan" legenda, mengubah kutukan batu menjadi kutukan trauma yang lebih realistis dan mengerikan.

Bagi kamu pencari jumpscare murahan, mungkin film ini bukan cangkir teh kamu. Tapi bagi penggemar horor psikologis yang suka dibuat "melongo" dengan naskah yang solid, film ini wajib masuk watchlist.

Load More