- Pernyataan Dewi Perssik saat siaran langsung memicu kontroversi karena dianggap minim empati pada korban banjir Aceh.
- Ia membandingkan bencana Aceh dengan Lumajang dan Jember, serta menyarankan donasi jika tak bisa membantu langsung.
- Warganet mengkritik perbandingan kunjungan presiden, menekankan bencana adalah isu kemanusiaan, bukan kompetisi daerah.
Suara.com - Pernyataan Dewi Perssik saat siaran langsung di media sosial menuai kontroversi dan menjadi bahan perbincangan hangat.
Netizen menilai komentar pedangdut tersebut tidak menunjukkan empati terhadap jutaan warga Aceh dan Sumatra yang tengah terdampak banjir bandang.
Dalam siaran langsung itu, Depe, sapaan akrabnya menyinggung perbandingan antara daerahnya, Lumajang dan Jember, yang juga baru saja mengalami bencana alam, dengan Aceh yang telah beberapa kali dikunjungi Presiden.
“Masih mending kamu didatengin Aceh sama presiden tiga kali. Kita Lumajang, Jember belum didatengin masih. Tapi nggak berisik,” ujar pedangdut asal Jember itu.
“Yang gunung Semeru coba,” tambah dia lagi.
Ia juga menambahkan bahwa jika seseorang tidak bisa membantu secara tenaga atau materi, “setidaknya donasilah,” serta menyebut,
“Kalau misalkan nggak punya duit, jarinya dipakai yang baik-baik. Bukan malah memecah belah rakyat, memfitnah presiden, kasihan.”
Ungkapan tersebut langsung memantik reaksi keras dari pengguna X yang menilai Depe seperti mengalihkan isu dan tidak memahami situasi kritis di Aceh.
Warganet: “Bukannya Empati, Kok Jadi Begini?”
Baca Juga: Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
Akun @augudzs mengunggah ulang potongan ucapan Dewi Perssik itu, dan kolom komentar pun penuh dengan kritik. Seorang netizen mempertanyakan sikap Depe yang dianggap kurang peka terhadap kondisi di lapangan.
“Eh kok si Depe begini sih? Padahal di Pagi-Pagi Ambyar udah banyak relawan datang jadi bintang tamu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di sana. Bukannya malah empati, kok begini,” tulis akun @wil****.
Netizen lain menyoroti komentar Depe tentang kunjungan Presiden. Mereka menilai kehadiran simbolis tidak sebanding dengan kebutuhan mendesak para korban.
“Presiden dateng cuma dadah-dadah doang kek fanmeet, buat apa dah? Mending kalau dateng terus sat set ngasih pertolongan. Lelet jir. Nggak ada gunanya bandingin ini sama itu, emang nasib sial aja punya pemerintah nggak cekatan,” ujar @hlf***.
Ada pula yang mengingatkan bahwa bencana adalah isu kemanusiaan, bukan kompetisi daerah atau hitungan jumlah kunjungan.
“Siapa pun yang masih nyinyirin bencana Aceh–Sumatra semoga dapat hidayah. Ini bukan masalah porsi kunjungan presiden, ini masalah kemanusiaan,” tulis @yay***.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
Terkini
-
Momen Adem di Syukuran Kehamilan Alyssa Daguise, Mulan Jameela dan Maia Estianty Duduk Bareng
-
Agnez Mo dan LMKN Kompak Absen, Sidang Gugatan Rp 4,9 Miliar Ari Bias Ditunda
-
Tutup Telinga dari Rumor Miring, Raffi Ahmad Janji Selalu Ada untuk Anak Angkatnya
-
Momen Ahmad Dhani dan Irwan Mussry Bertemu Usai Drama Nikahan Al Ghazali
-
4 Anak Artis jadi Pemenang GADIS Sampul, Leticia Joseph Bukan yang Pertama
-
Soroti Kunjungan Presiden, Dewi Perssik Bandingkan Banjir Aceh dan Jember: Masih Mending
-
Debut Jadi Sutradara, Iko Uwais Sumbangkan Hasil Penjualan Tiket Film Timur untuk Korban Bencana
-
Soundrenaline 2025: Revolusi 'Sana-Sini' yang Menghidupkan Denyut Nadi Musik Indonesia
-
Di Balik Layar Film Modual Nekad: Totalitas Gisel, Hijab 'Natal' Gempi hingga Strategi Gading Marten
-
Shooting Star, Sebuah Surat Cinta untuk Kehilangan yang Belum Usai dari Eileen Pandjaitan