Foto / News
Kamis, 06 November 2025 | 08:00 WIB
Warga melintasi lahar hujan Gunung Semeru yang meluap dari Sungai Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym]
Foto udara warga melintasi lahar hujan Gunung Semeru yang meluap dari Sungai Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym]
Warga melintasi lahar hujan Gunung Semeru yang meluap dari Sungai Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym]
Warga melintasi lahar hujan Gunung Semeru yang meluap dari Sungai Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym]
Foto udara warga melintasi lahar hujan Gunung Semeru yang meluap dari Sungai Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025). [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym]

Suara.com - Warga melintasi lahar hujan Gunung Semeru yang meluap dari Sungai Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (5/11/2025).

Hujan deras memicu banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang. Banjir lahar dingin ini muncul setelah sejak Senin (2/11/2025) gunung Semeru beberapa kali erupsi ringan.

Lahar hujan yang tercatat mencapai amplitudo 38 milimeter tersebut menyebabkan tanggul sepanjang 150 meter jebol sehingga memutus akses jalan menuju permukiman tiga dusun dan sekitar 300 kepala keluarga terisolasi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi lahar hujan susulan, mengingat curah hujan di kawasan lereng Semeru masih tinggi. [ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym]

Load More