Suara.com - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa efek bullying bisa bertahan lama, bahkan bertahun-tahun, pada kondisi mental dan fisik korban.
Studi ini menemukan bahwa tindakan bullying menimbulkan dampak buruk pada kesehatan anak-anak. Tak hanya itu, bullying juga berhubungan dengan kesehatan mental dan fisik yang terus menurun, sehingga Anak-anak akan lebih rentan terhadap depresi dan rendah diri.
Seperti dilansir Live Science, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kemampuan otak anak-anak yang mengalami intimidasi baru-baru ini lebih buruk daripada anak-anak yang menjadi korban bullying di masa lalu. Sementara anak-anak yang sudah lama menjadi korban bullying, misalnya lebih dari satu tahun, menderita efek buruk.
"Efek dari bullying adalah seperti bola salju," kata pemimpin peneliti Laura Bogart dari Rumah Sakit Anak, Boston.
Hasil ini ditemukan setelah para peneliti melakukan survei pada 4.300 siswa sekolah di Los Angeles, Houston, dan Birmingham. Mereka memilah mana siswa yang sering mengalami bullying dan menemukan kesehatan fisik dan mental mereka. Para peneliti menemukan bahwa siswa yang tidak pernah mengalami intimidasi memiliki kesehatan mental yang baik.
Bullying memang memberikan luka yang mendalam terhadap kesehatan mental anak, bahkan jika tindakan tersebut terjadi di masa lalu. Para peneliti mengatakan, korban bullying tidak hanya mengalami masalah dengan kondisi mental, tetapi juga mengalami masalah kondisi fisik seperti sering mengalami sakit perut, patah tulang, luka, atau sakit.
Para peneliti menyarankan orangtua untuk selalu mengawasi anak-anaknya dari perilaku intimidasi. Orangtua harus membentuk ikatan komunikasi yang kuat dengan anak-anaknya, dan jangan mengabaikan beberapa tanda-tanda seperti kecemasan, sedih atau stres ketika berangkat ke sekolah, anak-anak yang tidak mau pergi ke sekolah. (Live Science)
Tag
Berita Terkait
-
Tak Ingin Insiden SMA 72 Terulang, Gubernur Pramono Tegaskan Setop Praktik Bullying di Sekolah
-
KPAI: Mental Gen ZAlpha Kian Rentan, Risiko Balas Dendam Korban Bullying Meningkat
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
SMAN 72 Dijaga Ketat Pasca Ledakan, Polisi Dalami Motif Bullying
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak