Suara.com - Penyakit mematikan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), telah menyebar ke Amerika Serikat. Pusat pengawasan dan pencegahan penyakit Amerika (CDC), Jumat (2/5/2014) waktu setempat mengkonfirmasi seorang petugas medis yang baru saja melakukan perjalanan ke Riyadh, Arab Saudi telah terinfeksi MERS CoV.
Nama dan identitas pasien masih dirahasiakan. Pasien itu kini dirawat di sebuah rumah sakit di Indiana.
“Ia dalam kondisi stabil tapi kami masih mengisolasinya," ujar Anne Schuchat, direktur CDC yang membidangi penyakit pernafasan. Schuchat menambahkan hasil pemeriksaan terhadap pasien menunjukkan positif MERS.
Otoritas kesehatan AS kini terus melacak orang-orang yang pernah berada di dekat pasien, yang terbang dengan pesawat dari Riyadh ke London, dan kemudian terbang ke Chicago , Illinois , dimana pasien naik bus umum ke Indiana, 24 April 2014 lalu.
Namun, CDC menolak untuk mempublikasikan nama maskapai atau rincian lain tentang perjalanan si pasien, dan hanya mengatakan Department of Homeland Security bekerja keras untuk menemukan orang-orang yang bersinggungan dengan pasien
CDC menjelaskan pada 27 April pasien mulai mengalami sesak napas, batuk dan demam. Orang itu dirawat di rumah sakit sehari kemudian. Masa inkubasi MERS-CoV sekitar lima hari antara waktu infeksi dan munculnya gejala. Sehingga siapapun yang pernah kontak dengan pasien dalam waktu 14 hari dari infeksi berisiko tertular.
Menyebarnya MERS-CoV memang cukup mengkhawatirkan. Hingga saat ini belum ditemukan obat atau perawatan yang tepat untuk menyembuhkan penyakit ini. Dan yang lebih mengkhawatirkan, sepertiga dari kasus MERS-CoV berakhir dengan kematian.
MERS CoV, ditandai dengan demam tinggi, sesak nafas dan berakhir dengan pneumonia. Data terakhir menyebut, hingga saat ini telah ditemukan 401 kasus MERS CoV di 12 negara.
Kasus terbanyak ditemukan di Arab Saudi, dimana otoritas kesehatan setempat melaporkan sebanyak 107 orang meninggal karena MERS-CoV. Beberapa penelitian mengungkap virus corona penyebab MERS berasal dari unta. Tetapi dikhawatirkan bisa terjadi penularan antar manusia. (manilatimes.net)
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut