Suara.com - Sejak Kementerian Kesehatan Sudan Selatan mengumumkan wabah kolera di ibukota Juba pada 15 Mei lalu, hingga kini lebih dari 1.306 pasien telah dirawat dan 29 orang telah meninggal akibat penyakit tersebut.
Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada usus.
Penyakit ini menyebabkan diare, muntah-muntah dan bisa berakibat kematian hanya dalam beberapa jam akibat kekurangan cairan. Kolera mudah menyebar di daerah padat penduduk.
Organisasi kemanusiaan medis Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) mengelola tiga pusat perawatan kolera (Cholera Treatment Centre/CTC) dan tiga titik pemberian obat rehidrasi (Oral Rehydration Points/ORP) di beberapa daerah di kota Juba.
Tim medis MSF telah memberikan perawatan kolera untuk 282 orang dan kini tengah membangun dua CTC dan beberapa ORP tambahan.
”Wabah kolera ini merupakan keadaan darurat yang menambah berbagai keadaan darurat lainnya yang tengah melanda penduduk yang sudah sangat rentan. Wabah ini datang di saat jutaan orang masih hidup terlantar,” ujar Brian P. Moller, Kepala Misi MSF di Sudan Selatan, dalam siaran pers yang diterima suara.com di Jakarta, Senin (9/6/2014).
Penduduk setempat Mary Kehi, ibu dari Matthew dan Ludia, semula mengira kedua anaknya hanya sakit biasa. Matthew (4), mulai muntah-muntah dan terkena diare parah. Selang beberapa jam, Ludia (2,5) juga jatuh sakit.
“Saat kondisi Matthew memburuk, saya mulai khawatir. Ludia pun sakit. Saya dengar sedang terjadi wabah kolera di Juba, dan ada pengobatan di rumah sakit utama (Juba Teaching Hospital), namun letaknya terlalu jauh dari tempat tinggal saya,” Mary menuturkan.
Kedua anaknya akhirnya dirawat di pusat perawatan kolera MSF dengan cairan rehidrasi dan diperbolehkan pulang setelah pulih kembali.
Hingga kini, kolera belum menyentuh persediaan air di Juba. Jika sumber air terkontaminasi, ini dapat mengakibatkan banyaknya orang yang akan membutuhkan perawatan darurat. Namun, di saat musim hujan semakin intens, sangat penting untuk tetap waspada.
Moller menambahkan, “Kami mengamati daerah padat penduduk karena penyakit dapat menyebar dengan sangat cepat. Dan, kami telah mengantisipasi kolera di dua kamp di Juba yang masing-masing menampung sekitar 14.000 orang dengan kondisi kebersihan yang memprihatinkan. Penduduk kamp sudah diberi vaksin penangkal kolera awal tahun ini sebagai upaya pencegahan.”
Selain menyediakan perawatan di kamp, tim MSF juga terus melakukan aktivitas promosi kesehatan. MSF juga menyediakan bantuan teknis kepada Kementerian Kesehatan untuk mengurangi beban di rumah sakit (RS) Juba Teaching Hospital.
Berita Terkait
-
Perang Sudan Kian Sadis, Muncul Seruan Boikot Manchester City, Kok Bisa?
-
5 Fakta dan Pihak-pihak yang Terlibat Perang Sudan
-
Apa Konflik di Sudan? Ini 5 Fakta Kondisi Terkini di Sana
-
Istana Presiden Sudan Kembali ke Tangan Tentara, Pertempuran Sengit 4 Hari Berakhir
-
Darurat! PBB Butuh Rp93 Triliun untuk Cegah Bencana Kelaparan di Sudan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan