Suara.com - Kulit ubi jalar ungu (Ipomea Batatas L) yang sudah diolah dan berbentuk ekstrak, mampu mengatasi penyakit diabetes millitus (DM). Ini karena kulit ubi jalar kaya senyawa antosianin. "Antosianin tersebut dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2," kata Akbar Setyo Pambudi, salah seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang menjadi anggota tim peneliti.
Temuan ini merupakan hasil penelitian lima orang mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB, yakni Yani Rahmawati, Ajeng Nawangwulan, Nabillah Hisyam, dan Kinanti Mahmud dari FK serta Akbar Setyo Pambudi (FTP). Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian yang diadakan oleh DIKTI, mereka memanfaatkan kulit ubi jalar ungu (Ipomea batatas L) dalam mengatasi masalah DM.
Menurut Akbar, saat ini limbah kulit ubi jalar ungu sering dianggap sebagai sampah dan belum dimanfaatkan secara maksimal di bidang medis. Padahal kulit ubi jalar ungu kaya akan senyawa antosianin yang bisa digunakan untuk mengobati penderita DM.
Namun menurutnya, antosianin adalah senyawa yang rawan rusak akibat pemanasan. Oleh karena itu perlu pengolahan khusus, di antaranya dengan mengekstraksi kulit ubi jalar ungu dengan Microwave Assisted Extraction (MAE).
Dari percobaan yang dilakukan, pemberian ektrak kulit ubi jalar ungu pada tikus yang dibuat diabetes, diperoleh hasil bahwa ekstrak kulit ubi jalar ungu dapat menurunkan gula darah secara signifikan serta mampu meningkatkan sensitivitas insulin.
Antosianin dapat memperbaiki kondisi peningkatan kadar gula darah dan sensitivitas insulin melalui aktivasi AMP-activated protein kinase (AMPK). Aktivasi ini diikuti oleh peningkatan ekspresi GLUT 4 yang kemudian dapat meningkatkan glukosa ke dalam jaringan.
Namun perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai kapan dan berapa lama AMPK dapat diaktifkan, mengingat masih terbatas informasi yang tersedia. Adanya manfaat kulit ubi jalar ini, tidak salah jika masyarakat mengkonsumsinya untuk menjaga keseimbangan gula darah pada diabetes mellitus.
"Kami berharap dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam mengatasi masalah DM di Indonesia, sebab DM merupakan penyakit yang tingkat bahayanya sangat tinggi," ujar Akbar. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI