Suara.com - Pertolongan pertama memegang peran penting dalam kondisi darurat, seperti ketika terjadi kecelakaan atau seseorang mengalami serangan jantung. Hal-hal yang lebih serius dapat terjadi, jika korban tidak mendapat pertolongan pertama yang tepat.
Untuk itu, sebagai awam, kita perlu mengetahui cara-cara yang tepat untuk melakukan pertolongan pertama. Menurut Teguh Adi Wibowo, Kepala Program Pengurangan Risiko Bencana, pengetahuan tentang pertolongan pertama sangat penting.
"Pertolongan pertama yang dilakukan dengan tepat dapat menyelamatkan jiwa korban, mencegah cacat, memberikan rasa nyaman dan memudahkan proses penyembuhan," ujar Teguh dalam Pelatihan Pertolongan Pertama yang diadakan Palang Merah Indoensia (PMI), di Jakarta, Selasa (16/9/2014) lalu.
Untuk melakukan pertolongan pertama, ada beberapa alat yang dibutuhkan.
Alat-alat tersebut, kata Teguh, antara lain adalah sarung tangan lateks/karet, kacamata pelindung, baju pelindung, masker penolong dan masker resusitasi.
"Jika tidak punya, minimal yang harus dikenakan ketika melalukan pertolongan pertama adalah masker dan sarung tangan karet. Hal ini sangat penting untuk mencegah penularan melalui darah korban, bakteri dari batuk dan liur dan lain-lain," jelas Teguh.
Tahap awal pertolongan pertama, adalah penilaian dini untuk menentukan kesan umum. Apakah oramg tersebut sakit (medis) atau kecelakaan (trauma). Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan respon dengan menepuk kedua dada korban atau kedua pipi korban sambil memanggil.
"Lihat apakah korban sadar atau tidak. Jika tidak, periksa denyut nadinya di bagian leher. Dan lakukan pemeriksaan bagian bawah leher korban, bandingkan dengan leher kita. Hal ini untuk memeriksa apakah ada kerusakan yang terjadi pada leher korban," jelas Teguh.
Setelah itu, memastikan jalan nafas terbuka. Dengan mendongakan dagu korban ke arah atas. "Kita buka jalan nafasnya. Bisa saja dia tidak bisa bernafas, karena jalan nafasnya tersumbat," kata Teguh lagi.
Langkah selanjutnya adalah menilai pernapasan. Beri napas buatan ke mulut korban sebanyak dua kali. "Tekan bagian pertemuan rongga tulang dada, sebanyak 4 kali 6 hitungan. Lalu beri dua kali napas buatan. Lakukan hingga lima kali siklus seperti itu. Jika korban belum sadar juga, perikan napas buatan sebanyak 12 kali," jelasnya.
Lalu menilai sirkulasi darah dan menghentikan pendarahan dengan cara memiringkan korban.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif