Suara.com - Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah.
Keadaan ini pada umumnya diwujudkan dalam bentuk halusinasi, paranoid, dan pikiran yang tidak sesuai dengan dunia nyata.
Para peneliti baru-baru ini telah mengidentifikasi sebuah gen yang berhubungan dengan skizofrenia, sehingga membantu menjelaskan proses biologis dari penyakit tersebut.
Sekitar satu persen dari populasi yang menderita Skizofrenia, selalu mengalami peningkatan level walaupun pada penderita tahap awal. Sementara para ilmuwan belum dapat menentukan penyebab pasti Skizofrenia meski telah menemukan beberapa gen yang terbukti memicu peningkatan risiko terkena Skizofrenia.
Penelitian yang diterbitkan oleh Biological Psychiatry ini menemukan, terlalu banyak mengonsumsi protein yang diindentifikasikan oleh gen NOS1AP, berkaitan dengan salah satu masalah Skizofrenia, seperti kelainan pada struktur otak, dan menggangu hubungan antara sel-sel saraf. Hal ini dapat menghambat aliran pada setiap saraf, sehingga tidak berfungsi dengan baik.
Pada penelitian ini dilakukan percobaan terhadap tikus oleh tim dari Rutgers University. Peneliti menemukan bahwa terlalu banyak protein dapat menghambat sel dendrit, yang sangat berperan dalam komunikasi antar sel.
Bonnie Firestein, peneliti dan profesor di Departemen Sel Biologi dan Neuroscience mengatakan protein dalam sel-sel otak mencegah dendrit berfungsi maksimal, sehingga mengganggu area otak yang bertanggung jawab untuk tingkat keterampilan pada manusia, seperti penalaran spasial, pikiran sadar, perintah motorik, dan persepsi sensorik.
"Ketika otak berkembang, ia menetapkan sistem konektivitas untuk memastikan komunikasi dapat berjalan baik", katanya.
Skizofrenia mempengaruhi perkembangan otak, yang biasa muncul saat usia dewasa. Firestein percaya penelitian ini dapat membantu menghasilkan terapi obat baru yang dapat mencegah gejala skizofrenia pada remaja. (Foxnews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan