Suara.com - Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Ika Widyawati SpKJ (K) mengatakan manusia mulai mengalami depresi sejak dilahirkan ketika mengalami kebosanan, kejenuhan atau tekanan.
"Bayi yang baru dilahirkan menangis karena merasa depresi. Saat di dalam kandungan dia merasa nyaman, hangat dan kebutuhan nutrisinya selalu dipenuhi. Begitu lahir, kondisinya berbeda," kata Ika Widyawati.
Ika mengatakan depresi muncul karena seseorang kekurangan hormon serotonin yang dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang. Hormon serotonin bisa kembali, salah satunya melalui istirahat dan liburan.
"Untuk orang yang sudah mengalami gangguan depresi, diperlukan obat-obatan untuk meningkatkan hormon serotonin. Kalau seseorang yang tidak mengalami gangguan depresi, bisa diatasi dengan istirahat dan berlibur," tuturnya.
Menurut Ika, depresi bisa dialami siapa pun, baik dewasa maupun anak-anak. Rutinitas kerja maupun belajar di sekolah, yang dianggap membosankan dan menjenuhkan, bisa menimbulkan depresi.
Karena itu, Ika mengatakan liburan diperlukan untuk meningkatkan hormon serotonin. Liburan bagaikan mengisi ulang baterai otak yang sudah hampir kosong. Tidak hanya liburan, tetapi istirahat yang cukup dan berkualitas juga bisa meningkatkan hormon serotonin kembali.
Ika menyarankan seseorang untuk berlibur sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Aktivitas liburan yang sesuai minat juga akan membuat hormon serotonin dalam tubuh meningkat.
"Untuk keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak, lebih baik memilih liburan yang bisa dinikmati bersama. Sebab, tidak hanya orang tua atau anaknya yang berlibur, tetapi seluruh keluarga," katanya.
Akhir tahun biasanya dimanfaatkan sebagian orang dan keluarga untuk berlibur. Pada hari tahun baru, biasanya tempat-tempat wisata akan banyak dikunjungi oleh pengunjung. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
-
'Gangguan Jiwa' COVID-19: Riset Ungkap Tekanan Mental Akibat Kesepian saat Pandemi
-
Belajar dari Kisah Ibunda Reza Gladys: Kenali 8 Gejala Depresi Berat yang Tak Boleh Diabaikan
-
Kenali Tanda Depresi Ringan pada Remaja dan Cara Menghadapinya
-
Ulasan Buku The Comfort Book, Kiat Melalui Badai Depresi ala Matt Haig
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke