Suara.com - Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa ada enam gaya hidup sehat yang efektif mencegah penyakit jantung pada 3 dari 4 perempuan.
Enam gaya hidup sehat yang dimaksud meliputi tidak merokok, membatasi asupan alkohol, memiliki indeks massa tubuh normal, melakukan olah raga, membatasi menonton televisi dan diet berkualitas.
Studi sebelumnya diikuti oleh 116.000 peserta yang diminta melaporkan diet mereka dan kebiasaan sehat yang mereka lakukan selama dua tahun. Sedangkan peneliti dari Indiana University, the Harvard School of Public Health, dan Brigham and Women's Hospital menganalisis 69.247 peserta yang memenuhi persyaratan untuk studi terbaru ini.
Andrea K. Chomistek, ScD, salah satu peneliti dari Indiana University School of Public Health, mengatakan, meskipun tingkat kematian akibat penyakit jantung di AS telah menurun selama empat dekade terakhir, tapi perempuan berusia 35-44 tahun tidak mengalami tren penurunan kasus akibat gaya hidup tak sehat.
Peneliti menemukan bahwa perempuan yang menjalani enam gaya hidup sehat memiliki risiko 92 persen lebih rendah terkena serangan jantung. Risiko yang lebih rendah ini berarti tiga per empat dari kasus serangan jantung yang menyerang. Perempuan bisa mengurangi faktor risiko ini jika melakukan enam faktor gaya hidup sehat.
Bagi perempuan yang sudah didiagnosis memiliki faktor risiko, melakukan setidaknya empat jenis gaya hidup sehat bisa mengalami penurunan risiko yang jauh lebih rendah untuk mengembangkan penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti salah satu praktik gaya hidup sehat.
"Perempuan harus mulai menjalani gaya hidups sehat ini sedini mungkin, terutama jika mereka sudah minum obat untuk faktor risiko seperti hipertensi atau kolesterol tinggi. Ini merupakan cara mudah untuk mencegah risiko penyakit jantung di masa depan," kata Chomistek. (LiveScience)
Berita Terkait
-
Membaca Sinyal Tubuh: Pahami Fase Penuaan di Setiap Jenjang Usia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Investasi Jangka Panjang: Kenapa Anda Perlu Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala?
-
8 Makanan Khas Jawa Pilihan untuk Pola Makan Sehat
-
Bukan Sekadar FOMO, Inilah Alasan Kamu Wajib Punya Tumbler
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat