Suara.com - Pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa), Diena Haryana mengatakan, fenomena perundungan atau bullying yang ditujukan pada anak, berpotensi menurunkan rasa percaya diri mereka yang juga menimbulkan depresi.
"Bullying yang dilakukan secara terus-menerus dapat membuat korbannya merasa malu, hingga kehilangan percaya diri. Pemahaman ini patut disosialisasikan pada banyak pihak, karena dapat berbahaya bagi korban," ujar Diena, dalam diskusi bertema "Stop Kekerasan untuk Mewujudkan Sekolah Ramah Anak", di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Menurut Diena, perundungan merupakan tindakan mengintimidasi, di mana hal ini dapat membuat seseorang terluka secara psikis dan sosial. Hilangnya rasa percaya diri ini juga dapat membuat korban kemudian menjadi takut bertemu dengan pelaku, bahkan timbul trauma yang menyebabkan ia tidak nyaman berinteraksi dengan anak lain.
Selain itu, menurut konsultan yang telah lama mempelajari fenomena ini, tindakan tersebut akan lebih berbahaya bila ditujukan kepada anak dengan perasaan peka. Pada anak yang sensitif menurutnya, perlakuan intimidasi ini dapat menimbulkan depresi dan rasa tertekan.
"Banyak yang menganggap perlakuan ini merupakan ledek-ledekan biasa. Padahal bila tidak tahan, dampaknya bisa membuat orang mengakhiri hidupnya," katanya.
Hal ini, menurut Diena lagi, karena banyak gejala psikologis yang muncul akibat intimidasi tersebut, bahkan anak yang tidak peka pun juga dapat terganggu. Oleh karena itu, dia menilai bahwa peningkatan pemahaman terhadap gejala ini perlu diperhatikan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat harus disadarkan bahwa ada yang salah dengan budaya kekerasan.
"Sudah saatnya, pemerintah, sekolah dan orang tua, berkolaborasi untuk menghadirkan nilai-nilai luhur yang mengajak anak-anak menghargai orang lain, sehingga kita tidak mencetak generasi yang 'mubazir'," ucapnya. [Antara]
Tag
Berita Terkait
-
Santri Pelopor dan Pelapor: Melawan Bullying di Pesantren
-
Terungkap Kronologi Lengkap Video Viral Perpeloncoan Maba Unsri Dipaksa Berciuman
-
Menteri PPPA Minta Pesantren Jadi Zona Aman dari Bullying, Ingatkan Bahaya Relasi Kuasa
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
Di Balik Akun Anonim dan Ironi Perundungan di Ruang Digital
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?