Suara.com - Anak-anak membutuhkan sejumlah nutrisi agar proses tumbuh kembangnya berlangsung optimal. Sayangnya sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Unilever Indonesia bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), menunjukkan tingkat kecukupan nutrisi anak di Indonesia masih jauh dari rekomendasi yang ditetapkan badan kesehatan dunia, WHO.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 ini, konsumsi asam lemak essensial, yakni omega 3 dan omega 6 pada anak-anak Indonesia masih sangat kurang.
Padahal menurut Profesor Dr dr Ratna Djuwita, MPH., ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang juga salah satu peneliti, asupan lemak esensial Omega 3 dan 6 sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, baik untuk perkembangan psikososial kognitif dan motorik.
"Secara umum hasil menunjukkan asupan asam lemak jenuh lebih tinggi dibanding asam lemak tak jenuh. Padahal anak-anak pada masa tumbuh kembang lebih banyak membutuhkan kedua asam esensial ini untuk kecerdasannya," kata Ratna di sela acara "Pentingnya Asupan Omega 3 dan 6 dalam Tumbuh Kembang Anak" di Jakarta, Rabu, (25/3/2015).
Ratna dan rekan peneliti lainnya memfokuskan analisa pada data 40 ribu anak di Indonesia berusia 4-12 tahun. Mereka juga meneliti beberapa jenis makanan di Indonesia yang dapat menjadi sumber lemak esensial ini dari sampel makanan di 13 provinsi.
"Dari hasil penelitian kami mendapatkan bahwa asupan omega 3 anak-anak di Indonesia hanya mencapai 39 persen dari angka rekomendasi WHO. Sedangkan asupan omega 6 sudah mencapai rekomendasi namun konsumsinya belum merata di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Oleh karena itu, Ia menyarankan agar para orangtua lebih memerhatikan asupan omega 3 dan 6 bagi anak-anaknya yang sedang dalam masa tumbuh kembang, mengingat, kedua asam lemak essensial ini tidak bisa dihasilkan oleh tubuh, namun harus diambil dari sumber makanan.
"Makanan yang mengandung omega 3 contohnya ikan salmon dan tuna, minyak ikan, edamame, minyak biji flax, dan kacang walnut. Sementara omega 6 ada di kacang kedelai, minyak nabati seperti minyak bunga matahari, jagung, kacang tanah, juga telur ayam dan daging merah," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Mau Glowing Gak Cuma Modal Skincare? Coba Tambahin 8 Makanan Ini di Menu Harianmu
-
Balita Alami Eczema Akut Gegara Roti Gluten Free, Sang Ibu Laporkan Bake n Grind ke Polda Metro Jaya
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Punya Pengaruh Buruk, Ini 5 Cara Meminimalisir Screen Time pada Balita
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia