Suara.com - Penelitian mengenai rokok elektrik terus dilakukan ilmuwan di seluruh dunia. Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa rokok elektrik lebih berbahaya dibanding rokok tembakau biasa.
"Anggapan bahwa rokok elektrik kurang berbahaya dibanding rokok biasa itu salah. Justru bahayanya lebih besar ketimbang rokok tembakau biasa," kata Leia Minaker, peneliti utama dari University of Waterloo, Kanada.
Penelitian ini menemukan karsinogen dalam uap yang dihembuskan usai menghisap rokok yang disebut vape ini lebih tinggi dibanding rokok biasa. Misalnya kandungan formaldehyde, sebuah zat yang biasa ditemukan dalam bahan bangunan dan pembalseman cairan, tingkat karsinogen lebih tinggi dibandingkan dalam asap rokok biasa. Lalu, asetaldehida juga ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan rokok tembakau.
"Karena sebagian besar orang yang merokok elektrik membutuhkan waktu lebih lama daripada merokok biasa, mereka dapat menyerap konsentrasi yang lebih tinggi dari racun seperti dalam asap rokok," peneliti memperingatkan.
Hingga kini banyak produk rokok elektrik yang dipasarkan kepada anak muda dengan berbagai inovasi rasa yang diperkenalkan.
"Industri tembakau terus menambahkan permen, buah dan rasa lain untuk produk rokok elektrik ini untuk menarik orang-orang muda. Membatasi rasa dalam produk tembakau merupakan bagian penting dari strategi pengendalian tembakau yang komprehensif," kata Minaker.
Penelitian ini menemukan bahwa 1 dari 4 mahasiswa senior mencoba rokok elektrik dan jumlah penikmatnya di kalangan remaja terus menanjak karena anggapan yang salah ini.
"Sementara kita berharap jumlah perokok biasa terus menurun, justru jumlah perokok elektrik terus bertambah karena tren ini," imbuh Minaker.
Untuk tetap konsisten dalam pengendalian tembakau, beberapa negara telah melarang penggunaan rokok elektrik seperti Lebanon, Turki, Arab Saudi, India. (Zeenews)
Tag
Berita Terkait
-
Vape Jadi Narkoba? BNN Bergerak Usai Singapura Ambil Langkah Ekstrem
-
Riset: Rokok Elektrik Bantu Lebih Banyak Orang Berhenti Merokok Dibandingkan Cara Biasa
-
7 Fakta Larangan Vape di Singapura, Bisa Dijebloskan ke Penjara
-
Pengusaha Protes Pemerintah Soal Aturan Rokok Elektrik
-
Bisnis Vape Makin Cuan, Delta Sukses Teknologi Terus Menggeliat di Tengah Regulasi Ketat
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dean James Cetak Rekor di Liga Europa, Satu-satunya Pemain Indonesia yang Bisa
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif