Suara.com - Orang tua, kini berhentilah membentak atau mengumpat anak dengan kata-kata kasar. Pasalnya, salah satu jenis kekerasan verbal ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak Anda di masa depan.
Menurut pemerhati anak, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, pada usianya sel saraf otak anak sedang berkembang. Bentakan atau suara keras yang dikeluarkan orang tua terhadap anak bisa merusak perkembangan sel saraf tersebut. Akibatnya anak rentan mengalami kebodohan.
"Selain memicu kebodohan, kekerasan verbal ini juga memicu perilaku agresif pada anak. Antara melawan atau diam aja nggak mau ngapa-ngapan, yang harusnya pada masanya kreativitas mereka berkembang, justru harus padam akibat kekerasan verbal ini," jelasnya pada acara Bedah Buku 'Dari Cangkalang Pampis sampai Cabe-cabean' di Jakarta, Jumat (5/6/2015).
Lebih lanjut, Kak Seto menambahkan bahwa orang tua sebenarnya tak boleh menyampaikan kemarahan kepada anak dengan cara-cara kekerasan. Sebagai gantinya, ia menganjurkan agar orang tua memberikan pemahaman kepada anak dengan kata-kata yang positif atau nada-nada yang indah.
"Sampaikan dengan kata-kata yang positif kalah perlu dengan nada-nada indah seperti nyanyian. Dan sampaikan dengan senyum ceria, anak akan lebih terafirmasi positif dan karakter yang terbentuk juga yang bagus," imbuhnya.
Berbagai permasalahan yang melibatkan anak-anak seperti tawuran, bullying, jeratan narkoba, hingga seks bebas, menurut Kak Seto bisa berakar dari pembentukan karakter anak yang salah dari para orang tuanya sejak kecil.
"Kekuatan kata-kata itu sangat berpengaruh. Kalau kekerasan lebih sering diluapkan bisa merusak karakter anak hingga dewasa. Keluarga merupakan awal dari segala-galanya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Winter Festival JEYC Jadi Ruang Belajar Holistik bagi Tumbuh Kembang Anak
-
Keterlibatan Ayah dalam Pola Asuh Anak Pengaruhi Nasib Negara, Seserius Itu?
-
Akar Masalah Bullying: Sering Diabaikan, Lingkungan, dan Psikologi Keluarga
-
Keluarga dan Pola Asuh Berkontribusi pada Perilaku Bullying, Benarkah?
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit