Suara.com - Memasuki tahun keempat, Meetdoctor merilis program diabetes sebagai bagian dari komitmennya untuk menjadi yang terdepan di area digital healthcare. Dan, salah satu dari programnya itu adalah merilis Diabetes Coaching Program, bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada 14 November.
Program ini, menurut dr. Adhiatma Gunawan, Doctorpreneur sekaligus Pendiri MeetDoctor, telah dimulai sejak Agustus hingga November 2015.
"Diabetes Coaching Program tampil dalam bentuk cetak dan coaching oleh dokter secara online dengan website-nya www.diabetes.or.id," jelasnya dalam acara peluncuran Diabetes Coaching Program di Jakarta, Sabtu (14/11/2015).
Lebih lanjut Adhiatma mengatakan bahwa Diabetes Choaching Program merupakan program yang diadopsi dari Amerika Serikat dan terbukti sangat sukses. Oleh karena itu, tambah dia, MeetDoctor tertarik untuk mengadopsi program tersebut karena ingin membantu masyarakat Indonesia untuk bisa melihat jelas bahwa diabetes dapat ditangani dengan cara yang tepat.
Dokter Santri Dwizamzami, salah satu dokter yang terlibat dalam Diabetes Coaching Program mengatakan, sejak diluncurkan pada Agustus 2015, program tersebut diikuti oleh 80 peserta dan 4 coach dokter selama 12 minggu.
"Setiap hari peserta bisa konsultasi dan langsung dijawab dokter. Selain itu, setiap minggunya ada kurikulum yang berbeda seperti mengatur pola dan porsi makan, mempelajari lemak dalam makanan, memilih makanan yang tepat, pilihan olahraga, dan masih banyak lagi," terangnya merinci.
Dengan program yang dibuat itulah, tambah Santri, nantinya akan terlihat perkembangan yang dialami oleh peserta. Salah satu peserta, Maria Melati (29) misalnya, mengaku sangat senang karena merasakan langsung manfaat yang didapat setelah 12 minggu mengikuti Diabetes Coaching Program.
Perempuan yang bekerja di sebuah laboratorium ternama itu mengemukakan bahwa manfaat yang langsung dirasakannya adalah selain gula darah yang terkontrol dengan baik, badannya juga terasa lebih sehat dan bugar.
"Sebelum ikut program, berat badan saya hampir 79 kg dengan tinggi badan 157 cm, tapi setelah 12 minggu ikut program, berat badan saya sekarang 65 kg. jadi, lebih mudah bergerak, nggak gampang capek, dan ngerasa lebih sehat," ceritanya bersemangat.
Penurunan berat badan yang terbilang cukup drastis itu berhasil didapatnya, karena Maria mendapat arahan dari dokter yang terlibat dalam Diabetes Coaching Program mulai dari pola, jenis dan porsi makannya hingga pilihan aktivitas fisik.
"Dulu saya senang ngemil snack dan makan nasi, sekarang sudah enggak. Kalau pagi makan ubi atau kentang rebus, siang makan sayur rebus dan buah, dan perbanyak minum," jelasnya lagi.
Berkat keberhasilannya menurunkan berat badan yang berpengaruh pula pada kadar gula darah dan kolesterol yang terkontrol dengan baik, Maria semakin bersemangat untuk menjaga gaya hidup sehatnya itu.
Berita Terkait
-
Transformasi Mengejutkan Fahmi Bo: Dulu Bugar, Kini Kondisinya Bikin Miris
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
-
Ilmuwan Muda Indonesia Temukan Senyawa Baru untuk Mengatasi Diabetes
-
5 Gejala Pradiabetes yang Wajib Diwaspadai, Termasuk Kesemutan Tangan dan Kaki!
-
47 Persen Orang Dewasa Terancam, Rahasia Gusi dan Hubungannya dengan Jantung: Diabetes dan Alzheimer
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis