Suara.com - Dunia pengetahuan sejak lama telah mengatahui bahwa semakin kecil tubuh seekor binatang, maka semakin panjang sperma yang dimilikinya. Contohnya pada lalat buah, binatang dengan sperma terpanjang di dunia. Panjang sperma serangga itu 20 kali lebih panjang dari tubuhnya sendiri dan 1.000 kali lebih panjang dari sperma manusia.
Tetapi dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan 18 November di jurnal Proceedings of the Royal Society B, para ilmuwan menemukan sebuah wawasan baru. Semakin besar tubuh seekor binatang, maka semakin banyak sperma yang dimilikinya.
Seekor tikus, ketika ejakulasi, bisa menyemprotkan 9,5 juta sperma, yang setiap selnya sepanjang 124 micrometer, sementara seekor gajah bisa menyemprotkan 200 miliar sperma saat ejakulasi.
Menurut para ilmuwan, jumlah dan ukuran sperma ini sangat berkaitan dengan persaingan pejantan dalam membuahi betina, terutama bagi binatang yang betinanya biasa berhubungan seksual dengan banyak pejantan.
Bagi binatang kecil, sperma berukuran besar akan lebih unggul ketika bersaing dengan sperman pejantan lain. Sementara bagi binatang besar, jumlah sperma yang lebih banyak menjaga agar peluangnya untuk membuahi betina tetap besar.
Sperma sendiri memiliki bentuk dan panjang berbeda-beda pada setiap binatang. Biasanya sperma memiliki panjang 30 micrometer (0,03 milimeter) hingga 350 micrometer. Tetapi lalat buah (Drosophila bifurca) terkenal memiliki sperma sepanjang 5,8 sentimeter.
Para ilmuwan mengatakan mereka menduga bahwa ukuran dan jumlah sperma pada binatang yang berbeda berdasarkan ukuran tubuh itu berhubungan dengan ukuran saluran reproduksi betina.
"Karena gajah lebih besar dari tikus, maka spermanya punya risiko lebih besar untuk hilang dalam perjalanan di saluran reproduksi betina," kata Stefan Luepold dari Univesity of Zurich, Swiss, salah satu peneliti dalam riset tersebut.
"Dengan kata lain, jumlah sperma lebih penting bagi gajah ketimbang ukurannya," lanjut dia.
Sebaliknya, tambah Luepold, bagi binatang kecil jumlah tak berpengaruh karena saluran reproduksi betina juga berukuran kecil dan pendek. Karenanya sperma yang panjang dan bisa berenang lebih cepat lebih menguntungkan bagi binatang kecil. (Phys.org)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
Pilihan
-
Prabowo Mau Beli Jet Tempur China Senilai Rp148 Triliun, Purbaya Langsung ACC!
-
Menkeu Purbaya Mulai Tarik Pungutan Ekspor Biji Kakao 7,5 Persen
-
4 Rekomendasi HP 2 Jutaan Layar AMOLED yang Tetap Jelas di Bawah Terik Matahari
-
Patrick Kluivert Bongkar Cerita Makan Malam Terakhir Bersama Sebelum Dipecat
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
Terkini
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
-
Tips Jaga Kesehatan Kulit di Tengah Tumpukan Pekerjaan Akhir Tahun
-
RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025