Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperingatkan ancaman penyakit Demam Berdarah (DB) yang kerap meningkat di awal tahun, terutama ketika datang musim penghujan.
Meski demikian, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan (P2PL), Muhammad Subuh mengatakan, hingga memasuki pertengahan Januari 2016 ini dinas kesehatan seluruh Indonesia belum melaporkan adanya kejadian luar biasa akibat infeksi dari nyamuk Aedes Aegypti.
"Kita harus tetap lakukan antisipasi karena kasus DBD cenderung meningkat pada pertengahan musim hujan sekitar Januari. Selanjutnya, pada Februari hingga Desember memang kecenderungannya menurun," ujarnya pada temu media di Jakarta, Selasa (12/1/2016).
Lebih lanjut, Subuh mengatakan kasus penyakit DBD setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Pada 2010 jumlah kasusnya sempat mencapai angka yang tinggi namun pada tahun berikutnya jumlahnya semakin menurun.
Begitu juga dengan angka kematian. Pada tahun 1968 kasus kematian akibat DBD sempat mencapai angka 75 persen namun lambat laun menurun hingga dibawah angka satu persen.
Namun ia tetap mengimbau masyarakat melakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"PSN bisa dilakukan dengan kerja bakti setiap minggu. Ini sesuai dengan siklus hidup nyamuk yang delapan hari. Kalau hari ketujuh sudah diberantas sarangnya maka dia tidak akan menjadi nyamuk dewasa pada malam kedelapan. Inilah cara termurah mencegah kasus DBD," kata Subuh.
Selain pemberantasan sarang nyamuk, cara lain untuk mencegah kasus DBD adalah melakukan fogging.
"Fogging dapat dilakukan ketika ada lebih dari satu kasus DBD di lokasi yang sama dalam radius 100 meter, ada penularan, dan angka bebas jentik kurang dari 95 persen," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif