Suara.com - Siapa yang tak kenal mie instan. Makanan cepat saji ini digemari banyak orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Selain harganya terjangkau, cara memasaknya pun cepat dan mudah. Makanan ini memang sangat cocok bagi Anda yang serba sibuk. Tak hanya itu, mie instan memiliki rasa yang lezat dan khas yang sehingga banyak orang yang ketagihan.
Namun, dr Nina Amelia Gunawan, Konsultan Meet Doctor mengingatkan bahwa menyantapnya mie instan berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan.
Hingga kini, lanjut dia, memang belum ada kasus yang langsung membuktikan bahaya mie instan bagi kesehatan, tapi akumulasi dari frekuensi menyantap mie instan yang terlalu sering akan menyebabkan banyaknya bahan artifisial yang menumpuk dalam tubuh.
Nina mengatakan bahwa sebuah eksperimen oleh Dr. Braden Kuo dari Massachusetts General Hospital mengungkap seperti apa kondisi perut dan pencernaan setelah kita menyantap mie instan.
Ia menggunakan kamera seukuran pil untuk mengintip aktivitas pencernaan setelah mengonsumsi mie instan, dan inilah fakta-fakta yang ditemukannya:
1. Mie instan tak langsung dicerna
Mie instan yang Anda makan tidak langsung tercerna, bahkan berjam-jam setelah proses pencernaan terjadi
Bahkan setelah lewat dua jam, mie instan tetap utuh, berbeda dengan mie yang dibuat sendiri tanpa proses kimiawi. Hal ini cukup mengkhawatirkan, mengingat tekanan yang mungkin diterima oleh sistem pencernaan akibat konsumsi mie instan, yang memaksa kerja pencernaan hingga berjam-jam untuk memproses makanan yang banyak mengandung bahan kimia dan sedikit sekali serat.
Akhirnya, proses penyerapan nutrisi bagi tubuh pun terganggu, apalagi ditambah dengan kadar nutrisi dalamnya yang sangat sedikit untuk tubuh, digantikan dengan bahan penambah rasa, pengawet beracun jenis tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) yang dapat tinggal di dalam perut dalam waktu yang lama tanpa bisa diketahui dampaknya bagi kesehatan dalam jangka panjang.
2. Ada bahan yang bisa membahayakan nyawa
Adanya kandungan TBHQ dalam jumlah yang tinggi dapat berpotensi membahayakan nyawa seseorang
Perlu diketahui, TBHQ merupakan ampas dari hasil pengolahan petroleum dan biasanya dicantumkan dalam kemasan makanan sebagai antioksidan. TBHQ sebenarnya adalah bahan kimia sintetis dengan kandungan antioksidan, bukan antioksidan alami yang dibutuhkan tubuh.
Bahan kimia ini akan mencegah oksidasi lemak dan minyak, sehingga awet disimpan dalam waktu yang lama sekalipun. Selain dalam makanan instan dan makanan cepat saji, TBHQ dapat pula ditemukan dalam produk-produk pestisida dan pelapis kayu, serta kosmetik dan parfum untuk mengawetkannya saat pemakaian.
TBHQ akan sangat berbahaya jika dikonsumsi sebanyak lebih dari 400 mg per kilogram berat badan seseorang. Saat TBHQ ada di dalam tubuh hingga sebanyak lima gram, TBHQ berpotensi mematikan bagi orang yang mengonsumsinya. Satu gram saja konsumsi TBHQ berpotensi sebabkan mual, muntah, tinnitus, halusinasi, sensasi seperti tercekik hingga pingsan.
Tanpa Anda sadari, hasil dari konsumsi mie instan dalam frekuensi yang tinggi sangat bisa menyebabkan terjadinya efek samping jangka panjang yang dapat merusak liver, mutasi sel, perubahan biokimia dan masalah reproduksi.
3. Bisa sebabkan sindrom metabolik
Perempuan dapat dengan mudah mengalami obesitas, kenaikan tekanan darah, gula darah, triglycerides dan kadar kolesterol sehat HDL yang rendah, beberapa kelompok gejala gangguan metabolik. Jika terdapat tiga saja dari gejala-gejala tersebut, maka akan meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
Rutin mengonsumsi mie instan akan menghalangi terserapnya nutrisi penting seperti protein, kalsium, fosfor, zat besi, potassium, vitamin A, niacin dan vitamin C dibandingkan mereka yang tidak memakan mie instan sama sekali. Sebungkus mie instan saja sudah mengandung 2,700 miligram sodium, yang dapat menyebabkan menumpuknya lemak yang tidak menyehatkan.
4. Bahaya MSG atau monosodium glutamate
Mie instan mengandung MSG yang juga merupakan excitotoxin, yang dapat membuat sel-sel saraf bekerja terlalu berlebihan hingga dapat mengalami kerusakan bahkan kematian, menyebabkan adanya disfungi otak dan kerusakan yang berbahaya hingga timbul kondisi gangguan otak dan saraf seperti penyakit Alzheimer's, Parkinson's, Lou Gehrig's, dan lainnya.
Tak hanya itu, MSG juga merupakan obat penggemuk yang paling ampuh dan sering digunakan bagi tikus-tikus laboratorium untuk kepentingan percobaan. Jika Anda ingin menjaga berat badan tetap ideal, sebisa mungkin hindari MSG.
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!