Suara.com - Lanjut usia atau lansia berada pada risiko tinggi menderita berbagai penyakit. Ini lantaran lansia memiliki daya tahan tubuh yang cenderung lemah.
Padahal, kata Ketua Pergemi (Persatuan Gerontologi Medik Indonesia), Prof. Dr. dr Siti Setiati, SpPD-KGer, ada cara mudah yang bisa dilakukan sejak muda agar terhindar berbagai penyakit saat lansia.
"Kuncinya adalah bahagia. Bukan hanya bahagia dalam arti sebenarnya, tapi ini ada singkatannya yang berisi rumus untuk produktif meski sudah berusia lanjut," ujar Profesor yang akrab disapa Ati ini pada temu media peringatan Hari Lansia di Kemenkes, baru-baru ini.
Lalu, apa makna lain dari Bahagia yang dimaksud Prof Ati? Berikut penjelasannya.
B: Berat badan harus dikontrol. Jika terlalu gemuk maka harus dikurangi, dan bila terlalu kurus harus ditambah. Pasalnya obesitas menjadi faktor risiko dari berbagai penyakit. Sedangkan terlalu kurus dikaitkan dengan kondisi kurang gizi yang memicu beragam penyakit.
A: Atur makanan. Konsumsi gizi lengkap dan seimbang sedari muda untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Tubuh yang sehat menjadi investasi masa depan yang tidak ternilai harganya.
H: Hindari faktor risiko dan kelola penyakit kronis. Berbagai penyakit yang biasa menyerang di usia lanjut memiliki faktor risiko tersendiri. Cobalah untuk menghindari masing-masing faktor risiko sehingga berbagai penyakit kronis bisa dicegah.
A: Agar terus bahagia, kembangkan hobi yang bermanfaat. Apapun hobi yang Anda senangi akan lebih bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental dibandingkan tidak memiliki hobi sama sekali. Selain itu, memiliki hobi juga dapat membuat kita tergabung dalam komunitas dan memiliki banyak teman.
G: Gerakkan badan secara teratur sesuai kemampuan. Lakukan aktivitas fisik yang Anda senangi minimal 30 menit per hari selama lima kali seminggu.
I: Iman dan takwa harus ditingkatkan. Selain itu penting untuk kelola stres dan terus berpikiran positif.
A: Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu Anda mendeteksi adanya penyakit secara dini sehingga tingkat kesembuhannya bisa lebih tinggi dibandingkan menunda pengobatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi