Suara.com - Perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat memicu berbagai macam gangguan kesehatan, salah satunya penyakit hati.
Kerusakan pada hati dapat dipicu oleh konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan secara berlebihan. Bahan–bahan kimia seperti CCl4, galaktosamin, dan obat anti tuberkulosis juga dapat memiliki efek samping yang membahayakan bagi hati. Berbagai kerusakan pada hati ini dapat mengakibatkan penyakit seperti hepatitis, cholestasis, steatosis, dan granuloma.
Berangkat dari hal ini, lima mahasiswa Fakultas Farmasi UGM yakni Akhmad Esakta, Anissa Nugraheni, Avinda Kumalasari, Jeanette Aline Sarumaha dan Siti Hartinah di bawah bimbingan Dr. Drh. Retno Murwanti meneliti salah satu sumber daya alam di Indonesia yang diduga berpotensi sebagai agen hepatoprotektor, yaitu daun beluntas (Pluchea indica L.).
Daun beluntas merupakan tanaman liar yang sangat mudah ditemukan, namun jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Selama ini warga memanfaatkannya sebagai lalapan.
Adapun hepatoprotektor ini ditargetkan dapat mencegah kerusakan pada hati. Daun ini memiliki kandungan senyawa myricetin, quercetin, dan kaemferol yang termasuk dalam golongan flavonoid yang dapat berinteraksi dengan reseptor enzim CYP P450. Ditargetkan bahwa hasil interaksi ini dapat menghambat terbentuknya metabolit toksik seperti pada metabolit toksik paracetamol.
Penelitian dilakukan selama kurang lebih empat bulan betujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektor daun beluntas yang diamati melalui histopatologi hati, SGPT, dan SGOT pada tikus jantan galur Wistar. Selain itu juga diamati interaksi antara senyawa myricetin, kaempferol, dan quercetin dengan reseptor enzim CYP P450 melalui molecular docking sehingga didapatkan Score Docking, RMSD, serta Visualisasi Ikatan Antara Protein Enzim CYP2E1 dengan ketiga ligand aktif tersebut.
“Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan potensi bahan alam yang masih jarang dimanfaatkan sebagai agen hepatoprotektor. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dipublikasikan menjadi sebuah jurnal ilmiah serta dapat dikembangkan menjadi produk kesehatan yang dapat dipatenkan sehingga dapat dimanfaatkan secara luas,” jelas Anissa, Kamis (16/6/2016).
Berita Terkait
-
Cara Menghilangkan Flek Hitam Secara Alami, Pakai 10 Bahan Dapur Ini!
-
MSG dari Bahan Alami: Fakta Ilmiah di Balik Rasa Gurih yang Aman untuk Keluarga
-
Bye-bye Kusut! 3 Bahan Alami Ini Ampuh Bikin Buat Rambut Keriting Lebih Tertata
-
Kapur Sirih Bisa Atasi Jerawat? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Stop Dipencet! 7 Cara Alami yang Ampuh dan Aman Mengatasi Jerawat
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?