Suara.com - Jasmin Floyd perempuan asal Connecticut (23) menderita kondisi tulang langka yang disebut Fibrodysplasia Ossificans Progressivait. Kondisi ini menyebabkan otot, tendon dan ligamennya perlahan-lahan menjadi kaku dan 'membatu'.
Akibatnya, Jasmin harus kehilangan mobilitas dari rahang, leher, bahu, siku hingga pinggul. Di dunia, hanya ada 800 kasus yang tercatat mengenai kondisi tulang langka tersebut.
Dokter pertama kali mendiagnosis Jasmin ketika usianya menginjak usia lima tahun dan mengeluh merasakan sakit yang menyiksa di lehernya.
"Saya mengeluh merasakan kaku dalam perjalanan ke sekolah TK, tapi orangtua saya berpikir itu hanya karena salah tidur dan tidak perlu khawatir," tutur Jasmin seperti yang dikutip dari dailymail.co.uk.
Seiring waktu, kondisi tersebut telah menyebabkan Jasmin kehilangan mobilitas dalam dirinya dan membatasi kemampuannya untuk makan juga berbicara.
Sayangnya, kondisi tersebut juga berarti ia perlahan-lahan harus menggunakan kursi roda. "Tulang ekstra yang telah berkembang di sendi saya menyebabkan mobilitas terbatas sangat parah," tambahnya.
Kondisi tersebut diperkirakan akan memaksa Jasmin untuk duduk di kursi roda selamanya.
"Salah satu bagian yang paling sulit adalah berusaha untuk tidak takut dengan kondisi ini. Begitu tak terduga bahwa saya tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya."
Meski demikian, Jasmin selalu mencoba untuk menjadi pribadi yang mandiri. Bahkan perempuan pemberani ini berencana untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia selagi bisa.
Untuk mengatasi hal tersebut, Jasmin secara khusus sudah mulai beradaptasi dengan alat-alat bantu tugas sehari-hari.
"Saya punya sesuatu yang saya dapat digunakan untuk menghidupkan kompor, karena saya tidak dapat mencapai dan mengubah tombol-tombol. Saya juga memiliki sikat membungkuk yang dibuat ayah saya sehingga saya bisa menyikat rambut saya secara mandiri," tambahnya.
Selain itu, Jasmin juga melakukan penggalangan dana untuk membeli alat bantu mobilitas yang memungkinkan dia untuk melakukan perjalanan lebih mudah, serta memudahkan hidup sehari-hari.
"Itu akan membuat saya merasa lebih mandiri dan memungkinkan saya untuk melakukan perjalanan. Bantuan ini akan berarti, saya akan dapat bersaing dengan orang-orang lebih mudah dan tidak perlu mengambil istirahat ketika saya sedang berjalan. Saya juga akan mendapatkan sebuah perjalanan lebih dan melakukan banyak hal saat saya mampu," ceritanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis