Suara.com - Setiap tahun, jutaan wisatawan mengunjungi negara-negara dengan tingkat kebersihan yang buruk. Sekitar sepertiga dari mereka, kembali ke negara asal sambil membawa bakteri usus ESBL yang resisten antibiotik.
Tapi mereka yang pulang ke negaranya sering tidak menyadari hal tersebut. Beberapa daerah yang berisiko tinggi untuk menularkan bakteri ESBL adalah Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika dan Latin America.
Diare sendiri adalah keluhan kesehatan yang paling umum bagi orang-orang yang melakukan perjalanan ke daerah-daerah berkembang di dunia. Diare yang telah tertular tersebut memiliki peningkatan risiko akuisisi ESBL dan jika memilih untuk menggunakan antibiotik, risiko menjadi dikalikan.
Sebuah studi di Finlandia dan dipimpin oleh Anu Kantele dua tahun lalu menunjukkan bahwa wisatawan yang bepergian ke daerah berisiko tinggi dan tertular diare hingga kemudian minum antibiotik, akan meningkatkan 80 persen kesempatan membawa bakteri ESBL super ke rumah saat kembali.
Sebuah studi lanjutan yang dipimpin oleh Kantele juga mengatakan bahwa antibiotik yang di minum sementara di luar negeri tidak hanya membuat wisatawan rentan terhadap infeksi ESBL, namun juga menyebabkan bakteri terpilih kebal.
"Bakteri ESBL resisten terhadap penisilin dan sefalosporin, itulah mengapa infeksi disebabkan oleh mereka yang diobati dengan antibiotik lain, seperti fluoroquinolones (misalnya ciprofloxacin). Ketika kami menganalisis pasien dengan ESBL lebih dekat, kami menemukan bahwa di antara mereka yang tidak terpaksa menggunakan antibiotik, 37 persen tahan terhadap fluorokuinolon ESBL. Adapun wisatawan yang telah mengonsumsi fluorokuinolon, 95 persen memiliki strain ESBL resisten terhadap fluorokuinolon dan, memang, berbagai antibiotik lain. penggunaan antibiotik menyiratkan strain ESBL dengan spektrum luas, " jelas Kantele.
Kantele mencatat bahwa temuan ini cukup masuk akal. Ketika mengonsumsi antibiotik, bakteri yang bertahan hidup di sistem pencernaan akan resisten terhadap pengobatan.
"Resistensi antibiotik dapat ditransfer antara bakteri melalui paket yang berisi berbagai gen resistensi, yang berarti bahwa satu paket mungkin berisi resistensi terhadap beberapa jenis antibiotik," katanya. [Zeenews]
Baca Juga: Gaya Hidup Modern Bisa Ganggu Pasien Bipolar
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!